20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Kalau bisa ia ingin mundur tapi ia tahu kalau ia mundur, ayah angkatnya akan binasa. Ia jadi<br />

nekat, sesudah menarik nafas dalam-dalam ia melompat menghantam dada Lioe in soe dengan<br />

telapak tangannya.<br />

Pada detik yang bersamaan, Lioe in soe pun melompat ke depan sambil memukul kedua Seng<br />

hwee lengnya. “Trang!” Selagi abdannya masih berada di udara, mendengar suara itu Boe Kie<br />

merasa semangatnya terbetot keluar. Tiba-tiba Biauw hong soe terpental sebab didorong oleh<br />

Kioe yang Sin kang. Hampir bersamaan Hwie goat soe sudah menghantam pundak Boe Kie<br />

dengan Seng hwee leng.<br />

Cia Soen tahu bahwa si pemuda Kie yang menolong jiwanya sedang menghadapi bencana, ia<br />

merasa menyesal bahwa ia tak bisa membantu. Makin lama ia jadi makin bingung. Jika<br />

bertempur sendirian ia bisa melawan dengan mengandalkan ketajaman kupingnya. Sekarang<br />

ia tak bisa membedakan yang mana lawan yang mana kawan. Bagaimana jadinya kalau To<br />

liong to sampai membinasakan kawan. Tapi ia tahu bahwa penolongnya sudah terpukul<br />

beberapa kali. “Siauw hiap! Lekas menyingkir!” teriaknya. “Ini urusan Beng-kauw, bukan<br />

urusan Siauw hiap bahwa Siauw hiap sudah sudi menolong Cia Soen merasa sangat berhutang<br />

budi.”<br />

“Aku…Lari! Lekas kau…lari!” seru Boe Kie dengan suara terputus-putus.<br />

Mendadak Lioe in soe menghantam dengna Seng hwee leng. Boe Kie menangkis dengan<br />

Seng hwee leng juga. “Trang!” Seng hwee leng Lioe in soe terlepas. Boe Kie segera<br />

melompat tinggi untuk menangkapnya. Tiba-tiba “bret!” baju dipunggungnya robek sebab<br />

jambretan Hwie goat soe. Goresan kuku mengeluarkan darah dan Boe Kie merasa perih pada<br />

punggungnya. Karena serangan itu, gerakan Boe Kie jadi terhambat dan Seng hwee leng<br />

keburu diambil kembali oleh Lioe in soe.<br />

Sesudah bertempur beberapa lama, Boe Kie yakin bahwa Lweekang ketiga lawan itu masih<br />

kalah jauh dari te<strong>naga</strong> dalamnya. Yang sukar dilawan adalah ilmu silat, kerja sama dan<br />

senjata mereka yang aneh. Mereka bekerja sama dalam cara yang sangat luar biasa. Boe Kie<br />

tahu bahwa kalau ia bisa merobohkan salah seorang maka ia akan mendapatkan kemenangan<br />

tapi hal itu tidak gampang dilakukan.<br />

Dengan Sin kangnya, dua kali Boe Kie menghantam Biauw hong soe tapi lawan itu hanya<br />

terhuyung beberapa langkah dan rupa-rupanya tidak mendapat luka yang berarti. Selain itu<br />

setiap kali ia menyerang yang satu, dua yang lain segera menolong dengan cara yang tak<br />

diduga-duga. Beberapa kali ia menukar ilmu silat tapi ia tetap tak bisa memecahkan kerja<br />

sama mereka yang sangat erat.<br />

Dilain pihak, Sam soe pun tak berani membenturkan kaki tangan atau badan mereka dengan<br />

Boe Kie. Setiap kali mengadu kekuatan setiap kali pihak mereka yang menderita.<br />

Mendadak, sambil membentak keras Cia Soen memeluk To liong to melompat masuk ke<br />

gelanggang pertempuran dan mendekati Boe Kie. “Siauw hiap, gunakanlah golok ini!”<br />

katanya. Seraya berkata begitu, ia menyodorkan To liong to.<br />

Boe Kie menyambuti dan Cia Soen melompat mundur. Selagi melompat, punggungnya<br />

terkena tinju Biauw hong soe yang menyambar tanpa bersuara sehingga ia tidak dapat<br />

mendengarnya. “Aduh!” ia mengeluh. Ia merasa isi perutnya seperti terbalik.<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 1062

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!