20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

“Kuduga dia teman Goan tin,” bisik Tio Beng. “Mungkin sekali Kong boen Hong thio sudah<br />

jatuh ke tangan Goan tin dan Kong tie Taysoe berada dibawah kekuasaan pemberontak, lihat<br />

saja sikapnya yang sangat berduka.”<br />

Hati Boe Kie berdebar-debar, “Pheng Soehoe bagaimana pendapatmu?” tanyanya.<br />

“Dugaan Koencoe Nionio rasanya tepat. Dalam Siauw lim sie banyak sekali orang pandai<br />

kalau benar Goan tin mengacau terang-terangan, nyalinya benar-benar tak kecil.”<br />

“Goan tin sudah lama siap,” kata Boe Kie. “Dan ingin menjadi Ciang boen Hong thio.”<br />

(Ciang boen Hong thio – Pemimpin Partai dan kepala kuil Siauw lim sie)<br />

“Ciang boen Hong thio mungkin masih belum cukup,” kata Tio Beng.<br />

“Siauw lim-pay adalah partai terutama dalam Rimba Persilatan,” kata Boe Kie. “Dengan<br />

menjadi Ciang boen Hong thio, dia sudah menduduki tempat yang paling tinggi, tidak bisa<br />

lebih tinggi lagi.”<br />

“Bagaimana dengan Boe lim Cie coen?” tanya nona Tio. “Bukankah Boe lim Cie coen lebih<br />

tinggi dari Ciang boen Hong thio Siauw lim-pay?”<br />

Boe Kie tertegun, “Apa benar dia punya niatan itu!”<br />

“Boe Kie Koko, karena Cioe Ciecie menikah dengan orang lain, kau jadi linglung,” kata si<br />

nona sambil tertawa. “Kau tidak bisa menggunakan otakmu lagi.”<br />

Mendengar tebakan yang jitu itu, muka Boe Kie segera berubah merah. Diam-diam ia<br />

mengutuk dirinya sendiri yang lantaran memikirkan wanita cantik sudah lupa tugas menolong<br />

ayah angkatnya.<br />

Sesudah menentramkan pikirannya ia bertanya, “Beng moay, menurut kau siasat apa yang<br />

dijalankan Goan tin?”<br />

Jawab si nona, “Goan tin adalah orang yang sangat banyak akalnya….”<br />

“Koencoe Nionio kepintaranmu tak kalah dengan Goan tin,” putus Cioe Tian.<br />

“Kau memuji terlalu tinggi.”<br />

“Tidak terlalu tinggi….”<br />

Cioe heng memotong Pheng Eng Giok, “Jangan putuskan omongan Koencoe.”<br />

“Kau sendiri jangan putuskan omonganku!” bentak Cioe Tian dengan dongkol.<br />

Pheng Eng Giok tersenyum dan tidak berkata apa-apa lagi. Kalau ia bersuara, pertengkaran<br />

tentu menjadi panjang.<br />

“Memang dugaanku kalau Goan tin hanya bertujuan untuk merebut kedudukan Ciang boen<br />

Hong thio, ia tak perlu mengadakan pertemuan besar ini,” kata Tio Beng. “Sesudah Cia<br />

Tayhiap jatuh ke tangannya perlu apa ia menganjurkan pertandingan dengan orang gagah?<br />

Boe Kie Koko, kalau kita bicara tentang ilmu silat di jaman ini mungkin tak ada orang yang<br />

bisa menandingimu. Kenyataan ini tidak bisa tidak diketahui Goan tin. Maka itu tidaklah<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 1342

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!