20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

So So girang sekali lekas lekas ia menyisir rambutnya dan berdandan, lalu ia pergi keruang<br />

samping untuk menemui kedua pegawai ayahnya itu. Ia menanyakan kesehatan orang tua<br />

serta kakaknya, setelah mana, ia minta mereka dahar dan minum dulu.<br />

Boe Hok dan Boe Lok lantas meminta diri untuk segera berangkat pulang.<br />

Sesaat Coei San bersangsi ataukah kedua pesuruh itu harus diberi persen, tapi ia tak punya<br />

uang. Biarpun semua uang digunung itu dikumpulkan masih belum cukup untuk<br />

menhadiahkan mereka berdua. Dasar polos, sembari tertawa, ia berkata: "Nona kalian<br />

menikah dengan orang miskin yang tidak bisa memberi persen pada kalian, harap kalian<br />

maklum saja!"<br />

Boe Hok dan Boe Lok merendahkan diri.<br />

"Tidak apa," kata mereka. "Kamipun tidak berani menerima. Malah kami bersyukur selalu<br />

telah dapat melihat wajahnya Boe tong Ngohiap!"<br />

"Mereka bicara rapi sekali, mereka tentu mengerti baik ilmu surat," pikir Coei San selagi ia<br />

mengantar orang sampai dipintu. "Cukup Kouw ya. Kami hanya mengharap Kouwya dan<br />

Kouwnio lekas datang menjenguk agar Looya dan Thaythay tidak terlalu lama mengharap<br />

harap. Semua anggauta kami juga mengharap sekali dapat melihat wajah Kouwya!"<br />

Atas itu, Coei San melainkan bersenyum.<br />

"Ah! hampir aku lupa!" kata In Boe Lok tiba-tiba. "Hal ini perlu disampaikan kepada<br />

Kouwya. Dalam perjalanan kemari, dirumah penginapan di Siangyang kami bertemu dengan<br />

tiga piauwsioe, sambil berbicara mereka itu menyebut nyebut nama Kouwnio...."<br />

"Oh begitu!" Kata Coey San. "Apakah kata mereka?"<br />

"Kata yang seorang," berkata Boe Lok "Meskipun Boe tong Cit hiap telah melepas budi besar<br />

terhadap kita, akan tetapi soal jiwanya tujuh puluh lebih orang-orang Liong boen Piauw kiok<br />

tidak dapat dibikin habis secara begini saja. Bicara lebih jauh mereka mengatakan, biarpun<br />

mereka tak dapat memperhatikan lagi urusan itu tetapi mereka hendak pergi pada Sin Chio<br />

Tin Pat hong Tam Loolonghiong di kota Kay hong untuk minta biarlah jago tua itu sendiri<br />

yang berurusan dengan Kouwya."<br />

Mendengar itu, Coei San hanya mengangguk. Ia tidak mengatakan suatu apa.<br />

In Boe Lok merogo sakunya, mengeluarkan tiga batang bendera kecil berbentuk segitiga.<br />

Sembari mengangsurkan itu kepada Coei San dengan kedua tangannya, ia berkata pula: "Oleh<br />

karena mendengar ketiga piauwsoe itu bernyali demikian besar, berani membentur kepalan<br />

batu, maka urusan ini kami telah mengalihkan kepada Peh bie kauw."<br />

Coei San terkejut melihat ketiga bendera tiga itu. Yang pertama bersulamkan harimau galak,<br />

kepalanya dimiringkan, mulutnya dipentang lebar, dan tubuhnya lagi nongkrong. Itulah<br />

benderanya Houw po Piauwkiok. Bendera yang kedua bergambar sulaman seekor burung ho<br />

putih lagi terbang ditengah udara, itulah benderanya Chin Yang Piauwkiok, sebab burung itu<br />

diartikan in Ho, ketua piauwkiok itu. Bendera yang ketiga yang disulam juga, sulamannya<br />

merupakan sembiIan ekor burung walet (yan). Terang itulah bendera Yan In Piauwkiok,<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 332

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!