20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

"Kouw-kouw mari kita membawa dia kepada Ouw Sinshe," kata Boe Kie. Mereka lantas saja<br />

mencekal tangan wanita itu yang lalu diseret ke kamar Tiap kok Ie sian.<br />

Begitu mereka masuk, Ouw Ceng Goe menanya "Sudah makan obat?"<br />

"Sudah," jawab Boe Kie.<br />

Paras muka Ceng Goe jadi lebih tenang dan Boe Kie segera memotong tambang yang<br />

mengikat kaki tangannya. Sesudah kaki tangannya merdeka, Tian kok Ie sian segera<br />

menghampiri wanita itu, membuka kelopak matanya dam memegang nadinya.<br />

"Eh...eh!" katanya dengan suara kaget, "Mengapa kau mendapat luka? Siapa yang sudah<br />

melukakan kau?"<br />

Wanita itu menjebi. "Tanya muridmu!" bentaknya.<br />

Ouw Ceng Goe memutar badannya dan menanya Boe Kie : "Apa kau yang memukul?"<br />

"Benar," jawabnya, "waktu dia mau....."<br />

Plok! Plok!<br />

Orang tua itu menggaplok Boe Kie keras keras, sehingga mata si bocah berkunang kunang.<br />

Siauw Hoe menghunus pedang dan membentak: "Kurang ajar!" Tapi, tanpa<br />

menghiraukannya, Ceng Goe lalu menanya wanita itu: "Bagaimana rasanya dadamu? Aku<br />

pasti akan menyembuhkan kau." Sikap dan perkataannya berbeda jauh, bagaikan langit dan<br />

bumi dengan kebiasaan Kian sie Poet kioe Ouw Ceng Goe. Tapi si wanita tetap tidak<br />

mengubris dan terus bersikap tawar.<br />

Dengan rasa heran yang sangat besar, Boe Kie mengawasi kejadian itu sambil mengusap-usap<br />

pipinya yang bengkak.<br />

Dengan sikap menyayang Tiap kok Ie sian lalu membuka jalanan darah si wanita, menguruturutnya,<br />

mengambil beberapa macam daun obat yang lalu dimasukkan kedalam mulut wanita<br />

itu, memondongnya dan menaruhnya diatas pembaringan, akan kemudian menyelimutinya<br />

dengan selimut tebal. Semua itu dilakukan si-tua secara lemah lembut dan penuh kecintaan.<br />

Boe Kie menggeleng-gelengkan kepala. Benar benar otaknya pusing.<br />

Sesudah berdiri beberapa saat didepan pembaringan, Ceng Goe berkata dengan suara halus:<br />

"Sekarang selain racun, kaupun mendapat luka. Jika aku dapat menyembuhkan, kita jangan<br />

menjajal-jalal kepandaian lagi."<br />

Wanita itu tertaWa. "Apa artinya luka ini?" katanya. "Tapi apakah kau tahu, racun apa yang<br />

ditelan olehku? Jika kau bisa menyembuhkan aku, aku akan mengaku kalah. Hm! .... Tetapi<br />

belum tentu kepandaian Ie sian (tabib malaikat atau tabib dewa) bisa menandingi kepandaian<br />

Tok sian (si dewi racun)." Sehabis berkata begitu, ia bersenyum dan senyumnya itu<br />

menggairahkan.<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 469

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!