20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

“Sekarang musim dingin dan Ngo tok masih bersembunyi di bawah tanah,” kata Ciang poen<br />

Liong tauw. “Siauwtee harus pergi ke kaki gunung Tian pek san untuk menggalinya. Di<br />

dalam dua puluh hari atau paling lama sebulan, siauwtee akan bisa membuat Ngo tok Swee<br />

sim san” (Ngo tok lima macam binatang beracun).<br />

“Kalau begitu Tan heng tee dan Song heng tee sebaiknya mengawani Ciang poen Liong tauw<br />

ke Tiang Pek san sedang kami sendiri turun ke selatan lebih dahulu,” kata Cie hoat Tiang loo.<br />

“Sebulan kemudian kita berkumpul di Lao ho. Hari ini Cap Jie Gwee cee peh (bulan 12<br />

tanggal 8). Lain tahun Cia gwee Cee peh (bulan 1 tanggal 8) kita bertemu pula.” Sesudah<br />

berdiam sejenak ia berkata pula, “Han Lim Jie yang sudah menjadi tawanan kita banyak<br />

gunanya. Kuminta Ciang pang Liong tauw menjaga baik baik, supaya jangan sampai direbut<br />

oleh orang2 Mo kauw. Dalam perjalanan ini kita harus sangat berhati hati supaya tindakan<br />

kita tidak diendus musuh.”<br />

Sesudah itu semua orang lantas saja meminta diri dari Pang coe. Ciang poen Liong tauw, Tan<br />

Yoe Liang dan Song Ceng Soe berangkat paling dahulu dan kemudian dengan beruntun<br />

semua pengemis meninggalkan kelenteng Bie lek hoed.<br />

Setelah semua orang berlalu, barulah Boe Kie dan Tio Beng melompat keluar dari dalam<br />

tambur. Sambil membereskan pakaiannya, dengan sorot mata girang tercampur gusar, nona<br />

Tio mengawasi Boe Kie.<br />

“Hm.. “ Boe Kie mengeluarkan suara di hidung. “Kau masih ada muka untuk bertemu dengan<br />

aku!…”<br />

Paras muka si nona lantas saja berubah. “Mengapa?” ia menegas. “Kedosaan apa yang<br />

kuperbuat terhadap Toakoauw coe?”<br />

“Manusia kejam!” bentak Boe Kie dengan muka pucat. “Aku tak mempersalahkan kau, bila<br />

kau hanya mencuri Ie thian kiam dan To Liong to. Aku tak mempersalahkan kau jika kau<br />

hanya meninggalkan aku di pulau terpencil itu! Tapi, kau tahu, bahwa In kouwnio sudah<br />

terluka berat. Mengapa kau begitu kejam, begitu tega turunkan tangan jahat kepadanya?<br />

Perempuan kejam! Dalam dunia yang lebar ini, kekejamanmu sukar dicari keduanya!” Selagi<br />

mencaci, darahnya meluap. Ia maju setindak dan kedua tangannya menggaplok. Tio Beng<br />

coba berkelit, tapi mana bisa ia menyingkir dari serangan Boe Kie yang telah kalap? Plak!…<br />

plak….plak… plak!” kedua pipinya merah bengkak kena empat gamparan.<br />

Rasa sakit malu dan gusar bercampur aduk dalam dada si nona. Akhirnya ia menangis. “Kau<br />

kata, aku curi Ie thian Kiam dan To liong to… siapa yang lihat?” tanyanya. “Kau kata.. aku<br />

kejam terhadap In Kouwnio… panggil dia kemari untuk diadu denganku…”<br />

Boe Kie jadi makin gusar. “Baiklah!” teriaknya. “Aku akan kirim kau ke akherat untuk diadu<br />

dengannya!” Tangannya menyambar dan mencekik leher si nona. Tio Beng memberontak dan<br />

memukul dada Boe Kie, tapi pemuda itu yang tubuhnya dilindungi Kioe yang Sin kang tidak<br />

menghiraukan semua pukulan. Selang beberapa saat kemudian, dengan muka merah si nona<br />

pingsan.<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 1158

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!