20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Sesudah musuh mundur semua, Boe Kie meletakan Song Ceng soe di tanah dan meraba<br />

dadanya. Pemuda she Song itu ternyata masih bernapas. Ia menengok untuk memanggil Cie<br />

Jiak, tapi nyonya itu tak kelihatan batang hidungnya. “Mana Song Heng jie?” tanyanya<br />

kepada beberapa murid Go bie pay yang berada di situ.<br />

Mereka semua menggeleng-gelengkan kepala. Dengan repotnya melawan musuh, para<br />

enghiong pun tidak memperhatikan nyonya muda itu.<br />

Karena kuatir Song Ceng soe terluka, Boe Kie segera membuka kain putih yang membungkus<br />

tubuh pemuda itu.<br />

Bungkusan itu tak kurang dari tiga lapis. Begitu lapisan ketiga terbuka, terdengar suara<br />

kerontangan dan empat potong senjata jatuh di tanah. Boe Kie terkesiap, “To liong to! Ie thian<br />

kiam!” teriaknya. Mendengar teriakan itu semua orang memburu.<br />

Di atas tanah menggeletak dua potong Ie thian kiam dan dua potong To liong to.<br />

Boe Kie mengambil salah sepotong To liong to. Ia berdiri terpaku dan kedua matanya<br />

mengeluarkan sinar kedukaan. Ia ingat bahwa ayah dan ibunya meninggal karena golok<br />

mustika itu. Ia ingat bahwa selama dua puluh tahun lebih banyak orang bermusuhan,<br />

berkelahi dan hilang jiwa gara-gara golok itu. Ia ingat pula bahwa perkumpulan para<br />

enghiong di kuil Siauw lim sie juga disebabkan oleh To liong to. Sekarang golok tersebut<br />

muncul dalam keadaan patah dua dan tidak ada gunanya lagi.<br />

Ia angkat potongan itu dan menyadari bahwa di tengahnya berlubang. Ie thian kiam pun<br />

demikian. Mungkin sekali di dalam lubang itu telah disembunyikan sesuatu, tapi isinya sudah<br />

diambil orang.<br />

Yo Siauw menghela napas, “Kauw coe!” katanya. “Sudah lama sekali aku coba memecahkan<br />

teka teki sumber ilmu silat Cioe Kauwnio sekarang aku bisa mengatakan bahwa ilmu Cioe<br />

Kauwnio didapat dari pedang dan golok itu.”<br />

Boe Kie bukan orang tolol. Iapun sudah bisa meraba-raba kejadian yang sebenarnya. Ia<br />

sekarang dapat membayangkan bahwa malam itu waktu berada di sebuah pulau kecil. Cie<br />

Jiaklah yang sudah mencuri Thian kiam dan To liong to. Entah dengan jalan bagaimana ia<br />

menyingkirkan Tio Beng, membinasakan In Lee dan lalu saling membacok kedua senjata itu<br />

sehingga Ie thian kiam dan To liong to yang tersohor patah dua-duanya. Sesudah itu ia ambil<br />

pit kip (kitab ilmu) yang disembunyikan dalam kedua senjata itu dan melatih diri secara diamdiam.<br />

Makin lama Boe Kie berpikir makin jelas duduk persoalan. “Benar,” katanya di dalam hati.<br />

“Di pulau itu waktu aku mencoba mengusir racun dari tubuhnya dengan menggunakan Kioe<br />

yang Sing kang aku merasakan munculnya semacam te<strong>naga</strong> luar biasa yang melawan Sin<br />

kang. Belakangan te<strong>naga</strong> itu jadi lebih kuat. Hai…karena tergesa-gesa ia tak pelajari dasardasar<br />

Lweekang yang sejati tapi melatih diri dalam ilmu luar yang beracun, yang bisa<br />

memberi hasil dalam waktu singkat. Sungguh sayang….”<br />

Selagi ia termenung, Gouw Kia Co Ciang kie soe, Swi kim kie mendekati dan berkata seraya<br />

membungkuk. “Kauwcoe, aku jadi pandai besi (tukang besi). Aku bisa membuat macam-<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 1404

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!