20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Melihat hebatnya Boe Kie, Cong Wie Hiap kaget bercampur heran. Tapi sebab ia sudah turun<br />

ke dalam gelanggang tak dapat ia memperlihatkan kelemahannya. Orang she Can! teriaknya.<br />

Siapa sebenarnya yang sudah menyuruh kau berbuat begini?<br />

Aku bukan suruhan orang, jawabnya. Aku bertindak demi keadilan dengan harapan agar enam<br />

partai dan Beng Kauw bisa berdamai.<br />

Cong Wie Hiap mengeluarkan suara di hidung, Tak mungkin aku berdamai dengan Beng<br />

Kauw, katanya dengan kaku. Bangsat tua she In itu hutang tiga pukulan Cit siang koen.<br />

Sesudah aku menghajar dia, kita boleh bicara lagi. Seraya berkata begitu ia menggulung<br />

tangan bajunya.<br />

Cong Cianpwee tak henti-hentinya menyebut Cit siang koen, kata Boe Kie. Tapi menurut<br />

penglihatan boanpwee, latihan Cianpwee dalam ilmu itu masih jauh dari cukup. Dalam tubuh<br />

manusia terdapat Ngo heng. Jantung berarti Api, paru-paru berarti Emas, ginjal berarti Air,<br />

nyali berarti Tanah dan hati berarti Kayuz. Disamping itu terdapat dua macam Khie (hawa),<br />

yaitu Im dan Yang (negative dan positif) sehingga semuanya berjumlah tujuh unsur. Begitu<br />

seseorang terburu-buru melatih diri dalam ilmu Cit siang koen maka ketujuh unsur itu akan<br />

terluka semua. Makin tinggi latihannya makin hebat luka di dalam badannya. Sebelum ilmu<br />

itu dapat melukai musuh, ilmu tersebut lebih dulu melukai diri sendiri. Untung juga latihan<br />

Cianpwee masih belum tinggi sehingga luka Cianpwee masih dapat diobati. (Cit siang koen<br />

berarti ilmu pukulan tujuh luka)<br />

Cong Wie Hiap terkejut. Keterangan pemuda itu sesuai dengan apa yang tertulis di dalam<br />

kitab Cit siang koen! Di dalam kitab itu diperingatkan keras bahwa seseorang yang mau<br />

melatih Cit siang koen harus mempunyai Lweekang yang sangat tinggi harus mencapai di<br />

mana Khie (hawa) yang dikerahkan bisa menerobos masuk ke dalam semua jalan darah yang<br />

terdapat di dalam tubuh manusia. Siapa yang belum mencapai tingkat setinggi itu dilarang<br />

mempelajarinya. Tapi Cong Wie Hiap tak menggubris. Begitu ia merasa te<strong>naga</strong> dalamnya<br />

sudah cukup kuat, ia segera melakukan latihan Cit siang koen. Latihan itu benar saja banyak<br />

menambah te<strong>naga</strong>nya, karena belum merasakan bahaya, ia lupa daratan. Sekarang mendadak<br />

ia mendengar perkataan Boe Kie dan lantas saja ia jadi kaget. Mengapa kau tahu? tanyanya<br />

tanpa sadar.<br />

Sebaliknya dari menjawab pertanyaan itu, Boe Kie berkata, Cong Cianpwee, bukankah kau<br />

sering merasa sakit pada In boen hiat di pundakmu? In boen hiat berhubungan dengan paruparu.<br />

Itu berarti paru-paru Cianpwee sudah terluka. Bukankah Ceng leng hiat Cianpwee di<br />

lengan terasa gatal-gatal? Ceng leng hiat berhubungan langsung dengan jantung dan itu<br />

berarti bahwa jantung Cianpwee telah terluka. Setiap hawa lembab dan turun hujan, betis<br />

Cianpwee di bagian Ngo lie hiat terasa lemas. Bukankah begitu? Ngo lie hiat berhubungan<br />

dengan hati dan aku berani mengatakan bahwa hati Cianpwee juga ikut terluka. Makin lama<br />

Cianpwee berlatih, tanda-tanda itu akan makin terasa. Kalau Cianpwee berlatih terus enam<br />

tujuh tahun lagi, maka sekujur tubuh Cianpwee akan menjadi lumpuh.<br />

Cong Wie Hiap mendengar keterangan itu dengan keringat dingin turun menetes dari dahinya.<br />

Boe Kie mengerti seluk beluk Cit siang koen sebab ia pernah mendapat teorinya dari Cia<br />

Soen. Belakangan, sesudah mahir dalam ilmu ketabiban, ia mengerti juga bahaya-bahaya dari<br />

ilmu pukulan itu, hingga demikian ia dapat menyebutkan tanda-tandanya secara tepat sekali.<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 756

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!