20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Bagaimana kau bisa mencuri masuk di Kong Beng-teng? tanya Yo Siauw. Bagaimana kau<br />

bisa mengenal jalan-jalan rahasia di gunung ini? Jika kau mau memberitahukan, biarpun mati<br />

Yo Siauw akan mati dengan mata meram.<br />

Berhasilnya Goan-tin dalam serangan ini tentu saja disebabkan oleh kepandaiannya yang<br />

tinggi. Tapi disamping itu masih ada sebab lain yang lebih penting, yaitu pengetahuannya<br />

mengenai jalan-jalan rahasia sehingga ia bisa meloloskan diri dari pengawasan belasan<br />

rombongan penjaga dan akhirnya berhasil membokong ketujuh jago itu.<br />

Goan-tin tertawa dan menjawab, Orang-orang Mo-kauw menganggap bahwa Kong Beng-teng<br />

yang mempunyai tujuh puncak dan tiga belas tebing sebagai tempat yang tak akan bisa<br />

dilewati manusia. Tapi di mata pendeta Siauw Lim, tempat itu hanyalah jalanan raja yang<br />

tidak ada rintangannya. Kamu semua sudah kena totokan It im cie. Dalam tempo tiga hari,<br />

semua akan berpulang ke alam baka. Sesudah itu aku akan mendaki puncak Co Bong-hong<br />

dan menanam beberapa belas kati obat pasang kemudian pinceng akan mencoba<br />

memadamkan api siluman dari Mo-kauw. Peh Bie-kauw, Ngo Beng-kie dan lain-lain akan<br />

mencoba menolong, Belendung, obat pasang itu meledak dan seluruh Mo-kauw musnah tiada<br />

bekas! Inilah yang dinamakan dengan seorang diri pendeta Siauw Lim memusnahkan Bengkauw,<br />

tujuh siluman Kong Beng-teng bersama-sama pulang ke See thian. (See thian Langit<br />

Barat berarti alam baka)<br />

Mendengar itu, Yo Siauw bingung tak kepalang. Ia mengerti bahwa ancaman itu bukan gertak<br />

sambal. Bahwa ia akan mati adalah urusan kecil, tapi apakah Beng-kauw yang mempunyai<br />

sejarah selama tiga puluh turunan akan musnah dalam tangan seorang pendeta Siauw Lim?<br />

Sesudah berdiam sejenak, sambil tersenyum-senyum Goan-tin berkata pula, Di dalam Bengkauw<br />

terdapat banyak sekali orang pandai. Jika kalian tidak saling bunuh, tidak saling makan,<br />

Beng-kauw takkan menghadapi bencana seperti hari ini. Lihatlah kejadian yang sekarang.<br />

Karena kalian bertujuh berkelahi maka dengan mudah pinceng bisa naik sampai di sini. Kalau<br />

bukan lantaran begitu, mana bisa pinceng berhasil dengan begitu gampang? Ha-ha-ha!...Tak<br />

disangka Beng-kauw yang dulu begitu hebat, sesudah matinya Yo Po Thian lantas menjadi<br />

runtuh.<br />

Yo Siauw dan yang lainnya tertegun. Mereka lantas ingat kejadian-kejadian semenjak kurang<br />

lebih dua puluh tahun. Semua merasa menyesal. Dalam hati kecil mereka mengakui bahwa<br />

apa yang dikatakan Goan-tin memang tak salah.<br />

Yo Siauw! teriak Cioe Tian, Aku benar-benar pantas mati! Aku telah melakukan banyak<br />

perbuatan tidak pantas terhadapmu. Walaupun kau tidak terlalu baik tapi kalau kau menjadi<br />

Kauwcoe, keadaan kita akan lebih baik daripada tidak punya Kauwcoe sama sekali.<br />

Yo Siauw tertawa getir. Apa kemampuanku sehingga aku berani menjadi Kauwcoe? katanya.<br />

Dalam urusan ini, kita semua bersalah. Kita salah membuat keadaan menjadi sedemikian<br />

kacau dan agama kita akhirnya akan musnah sehingga di alam baka, kita takkan punya muka<br />

untuk menemui para Beng coen Kauwcoe.<br />

Kamu menyesalpun sudah tak berguna, kata Goan-tin sambil tertawa. Pada waktu Yo Po<br />

Thian mengepalai Mo-kauw, keangkerannya meluap-luap. Hanya sayang, dia mati terlalu<br />

cepat sehingga ia tak bisa menyaksikan kehancuran Mo-kauw.<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 699

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!