20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

permintaan orang, aku tidak bisa menyampingkan dengan begitu saja. Mengingat bahwa aku<br />

memang belum pernah menginjak wilayah Tiong-goan, maka dengan menggunakan<br />

kesempatan itu, aku segera mengambil keputusan untuk pergi kekuil Siauw lim sie sebagian<br />

guna memenuhi pesanan orang dan sebagian lagi guna pesiar"<br />

"Tapi mengapa kau sudah mengirim surat tantangan ?" tanya Kwee Siang.<br />

Ho Ciok Too bersenyum waktu menjawab: "Asal mulanya adalah gara2 ketiga orang itu.<br />

Mereka bertiga adalah murid2 Siauw lim sie yang tidak mencukur rambut. Menurut katanya<br />

orang2 Rimba persilatan di daerah Barat (See ek), mereka adalah orang orang dari tingkatan<br />

Thian dan tingkatannya itu sama tingginya dengan Hong thio Siauw lim sie Thian heng<br />

Siansoe. Menurut dugaan orang. Soecouw mereka dulu telah kebentrokan dengan saudara2<br />

seperguruannya dalam kuil Siauwlim sie dan sebagai akibat bentrokan itu, ia pergi ke daerah<br />

Barat dan mendirikan sebuah cabang Siauw lim pay. Hal ini bukan hal yang mengherankan.<br />

Ilmu silat Siauw lim sie telah di bawah oleh Tatmo Couw soe dari Thian tiok (India) ke Tiong<br />

goan (Tiongkok asli). Sekarang dari Tiong goan di angkat pula ke daerah Barat. Tak<br />

mengherankan, bukan ?<br />

"Mendengar julukanku sebagai Koen loen Sam seng, mereka bertiga jadi penasaran. Mereka<br />

sesumbar ingin menjajal kepandaianku. Mereka tidak menghiraukan gelaran Khim seng dan<br />

Kie sang. Tapi gelaran Kiam seng (Nabi pedang) ? Ha ! Tak boleh dibiarkan saja?"<br />

"Secara kebetulan muncul urusan In Kek See. Maka itu, aku segera mengambil keputusan<br />

untuk pergi kekuil Siauwlimsie, sekalian menjajal2 kepandaian mereka. Sebelum tiba di<br />

Tiong goan, aku sengaja menyingkirkan diri dari mereka. Tapi tak dinyana, mereka bisa<br />

datang begitu cepat."<br />

"Oh, begitu?" kata Kwee Siang. Semua dugaan ternyata meleset semua. Sekarang ketiga<br />

orang itu sudah tiba dikuil. Entah apa yang dikatakan mereka !"<br />

"Dengan pendeta2 Siauw lim-sie, aku tak punya ganjelan apapun juga," kata Ho Ciok Too.<br />

"Itu sebabnya, untuk menunggu kedatangan tiga orang itu, aku menjanjikan sepuluh hari.<br />

Sekarang penjajalan kepandaian sudah dilakukan, segala apa sudah jadi beres. <strong>Mar</strong>i kita naik<br />

keatas. Sesudah aku menyampaikan pesanan In Kek See, kita boleh lantas turun lagi."<br />

Si-nona mengerutkan alis. "Pendeta2 Siauw lim-sie mempunyai semacam peraturan yang<br />

sangat keras, yaitu, wanita dilarang masuk kedalam kuil," kata Kwee Siang.<br />

"Fui ! Aturan apa itu?" kata Ho Ciok Too. "Bagaimana kalau kita menerobos masuk ?"<br />

Sebenarnya Kwee Siang adalah seorang gadis pemberani yang suka cari urusan. Tapi karena<br />

merasa malu hati terhadap Boe sek Sian soe, ia segera menggelengkan kepala seraya berkata:<br />

"Jangan! Aku menunggu di luar kuil, kau masuk sendiri saja, supaya jangan banyak urusan."<br />

"Baiklah," kata Ho Ciok Too. "Lagu yang tadi belum selesai. Begitu kembali, aku akan<br />

memetik sekali lagi"<br />

Per-lahan2 mereka mendaki gunung, tapi sesudah tiba didepan pintu, mereka belum melihat<br />

bayangan satu manusiapun.<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 42

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!