20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Sehabis berkata begitu, ia memberi isyarat dengan tangannya dan layar perahu lantas saja naik<br />

dengan perlahan. Sesudah layar terpentang perahu itu lantas saja laju dengan pesatnya.<br />

Dengan mata mendelong, Coei San mengawasi perahu sinona yang semakin lama jadi<br />

semakin jauh. Sekonyong konyong, sayup-sayup ia dengar teriakan sijelita: "Aku she In.<br />

Dilain hari, aku akan meminta pelajaran lagi."<br />

Mendengar kata kata "aku she In", pemuda itu terkesiap. Ia ingat keterangan Touw Tay Kim,<br />

bahwa orang yang menyuruhnya untuk mengantar kan Jie Thay Giam ke Boe tong san adalah<br />

seorang sasterawan tampan yang mengaku she In. Apakah sasterawan she In itu sinona<br />

adanya?<br />

Memikir begitu, tanpa memperdulikan lagi soal pembatasan pergaulan antara pria dan wanita,<br />

ia segera mengempos semangat dan mengubar dengan menggunakan ilmu mengentengkan<br />

badan. Ia sudah menyandak. "In Kouwnio!" teriaknya. "Apakah kau kenal Jie Samko Jie Thay<br />

Giam?"<br />

Nona itu menengok tanpa menjawab. Lapat-lapat Coei San seperti mendengar suara hela<br />

napas panjang. "Nona ada beberapa soal yang kuingin tanya," teriaknya pula.<br />

"Soal apa?" sinona balas tanya.<br />

"Apakah kau yang sudah minta Liong boen Piauw kiok mengantar Jie Samko ke Boe tong<br />

san?", tanya Coei San. "Tapi apa Kouwnio tahu, bahwa sesudah tiba di Boe tong san, Jie<br />

Samko telah dianiaya orang ?"<br />

"Untuk kejadian itu, aku sungguh merasa sangat menyesal," jawabnya.<br />

Sedang mereka tanya jawab, angin turun semakin besar dan perahu laju semakin cepat. Tapi<br />

dengan memiliki Gin kang yang sangat tinggi, Coei San tetap bisa lagi berendeng.<br />

Dilain pihak, setiap perkataan sinona yang di ucapkan secara biasa diantara hujan dan angin,<br />

dapat didengar tegas oleh Thio Coei San dan hal itu membuktikan bahwa iapun mempunyai<br />

Lwekang yang tinggi.<br />

Semakin jauh, permukaan Sungai Cian tongkang kang jadi semakin luas dan hujan angin pun<br />

turun semakin hebat. "In Kouwnio, puluhan jiwa dalam Liong boen Piauw kiok telah<br />

dibinasakan orang." teriak Coei San. "Apa kau tahu siapa pembunuhnya?"<br />

"Aku telah memberitahukan Touw Tay Kim bahwa dia harus hati hati mengantar Jie Samhiap<br />

pulang ke Boe tong." sahutnya. "Kalau dia gagal...."<br />

"Kau akan membasmi seluruh keluarge piauw kiok, sekalipun ayam dan anjing tidak diberi<br />

ampun." menyambung pemuda itu.<br />

"Benar." katanya. "Dia tak bisa melindungi Jie Samhiap dan segala kejadian berikutnya<br />

adalah salahnya sendiri."<br />

Coei San mencelos hatinya. Ia menggigil seperti disiram air es. Dengan mata membelalak, ia<br />

berteriak: "Kalau begitu, semua orang digedung itu telah.... telah...."<br />

"Dibunuh olehku," menyambungi si nona.<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 135

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!