20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Paras sinona sendiri tetap berseri-seri dan sambil menggoyang-goyangkan kipasnya, ia<br />

berkata: "Thio Ngohiap, bolehkah kulihat tulisan dan lukisan dikipasmu?"<br />

Sebelum Coei San keburu menjawab, diperabu Siang Kim Peng se konyong konyong<br />

terdengar suara teriakan: "Apa perahu Kie keng pang? Siapa yang berada diperahu?"<br />

"Siauw pang coe dari Kie keng pang ingin menghadiri pertemuan dipulau Ong poan san."<br />

"In Kouw nio dan Coe ciak tan Siang Tan coe berada disini" teriak seorang dari perahu Siang<br />

Kim peng. "Kalian diharap mengikuti saja dari belakang."<br />

"Jika Peh bie kauw In Kauw coe sendiri yang berada disitu, kami bersedia untuk mengalah,"<br />

jawab seorang dengan suara keras. "Kalau orang lain, maaf saja."<br />

Mandeagar perkataan "Peh bie kauw In Kauw coe," Coei San kaget, karena ia belum pernah<br />

mendengar nama agama (kauw) itu, baik dari gurunya, maupun dari luaran. Ia melongok<br />

keluar jendela dan dilihatnya disebelah kanan terdapat sebuah perahu yang bentuknya<br />

menyerupai seekor ikan paus. Dikepala perahu terlihat sinar putih yang ber kilau kilauan<br />

karena dipasangnya puluhan pisau sebagai gigi ikan, sedang badan perahu yang melengkung<br />

dan buntutnya yang mengacung keatas berbentuk seperti buntut ikan paus. Layar perahu<br />

sangat lebar dan jalannya perahu itu lebih cerat daripada perahu Siang Kim Peng.<br />

Kie keng pang (partai Ikan Paus Raksasa) adalah sebuah perkumpulan bajak laut yang<br />

berkeliaran disepanjang pantai propinsi, Kangsouw, Ciatkang dan Hokkian. Mereka<br />

membajak, <strong>membunuh</strong> dan melakukan lain-lain perbuatan terkutuk, tapi sebegitu jauh, karena<br />

licinnya, mereka belum dapat ditumpas oleh angkatan laut negeri dan selama puluhan tahun<br />

mereka malang melintang diperairan lautan Tong hay.<br />

Siang Kim Peng segera maju dan berdiri dikepala perahu. "Bek Siauw pangcoe," teriaknya.<br />

"In Kouwnio berada disini. Apakah kau sungkan memberi sedikit muka kepada kami ?"<br />

Dari gubuk perahu Kie keng pang muncul seorang pemuda yang mengenakan pakaian warna<br />

kuning. Ia tertawa dingin seraya berkata: "Didaratan, Peh bie kauw boleh menjagoi, diair Kie<br />

keng pang yang memegang kekuasaan. Mengapa kami mesti mengalah dan membuntuti kamu<br />

dari belakang ?"<br />

Medengar pembicaraan mereka, Coei San juga merasa, bahwa cara-cara Peh bie kauw terlalu<br />

sombong.<br />

Sementara itu, anak buah Kie keng pang sudah menaikkan lagi sebuah layar, sehingga<br />

jalannya perahu jadi semakin laju, dengan begitu jadi sukar dapat diubar lagi.<br />

Siang Kim Pang mengeluarkan suara dihidung.<br />

"Kie kong pang ...... hm ..... To Liong to ..... juga ..... To liong to ......" demikian terdengar<br />

perkataannya. Karena suara angin yang menderu deru dan jarak antara kedua perabu sudah<br />

agak jauh, maka Bek Siauw pang coe hanya dapat menangkap perkataan "To liong to." Ia<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 150

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!