20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

“<strong>Mar</strong>i kita naik dan berusaha untuk merampas kapal ini,” bisik Boe Kie.<br />

Cia Soen naik paling dulu disusul oleh Cie Jiak yang mendukung Tio Beng. Sesudah itu<br />

Siauw Ciauw dan yang paling akhir adalah Boe Kie yang mendukung In Lee. Yang berada di<br />

kapal itu orang2 Persia yang bertubuh tinggi besar berambut kuning dan bermata biru. Boe<br />

Kie menyapu dengan matanya. Ia tak lihat Sam soe (Budi: Some parts missing here..) (PP:<br />

That’s what’s in the book)<br />

tas saja ia bertanya. “Siapa kamu? Ada urusan apa kamu datang kemari?”<br />

“Kami mengalami bencana kapal kami tenggelam,” jawab Tio Beng. “Kami menghaturkan<br />

terima kasih untuk pertolongan kalian.”<br />

Orang itu setengah percaya setengah tidak. Ia berpaling kepada pemimpinnya yang berduduk<br />

di kursi geladak kapal dan bicara dalam bahasa Persia. Selagi pemimpin itu bicara tiba2<br />

Siauw Ciauw melompat dan menghantam dengan telapak tangannya. Dia kaget, berkelit dan<br />

menjambret kursi yang lalu digunakan untuk memukul si nona. Boe Kie terkesiap. Ia tak<br />

pernah menduga, bahwa Siauw Ciauw akan segera menyerang. Sambil melompat, ia menotok<br />

dan pemimpin itu lantas saja roboh.<br />

Puluhan orang Persia yang berada di situ lantas saja menjadi kalut. Mereka menghunus<br />

senjata dan segera mengepung. Tapi biarpun mengenal ilmu silat kepandaian mereka masih<br />

kalah<br />

(Budi: Some parts missing here..) (PP: I think that’s OK)<br />

Sambil mendukung In Lee erat erat dengan tangan kanannya, Boe Kie menyerang dengan<br />

tangan kiri. Cia Soen memutar To Liong To, sedangkan Cie Jiak mengamuk dengan<br />

pedangnya.<br />

Ditambah dengan Siauw Ciauw yang lincah gerakannya dalam sekejap puluhan orang Persia<br />

itu sudah dapat dibereskan. Belasan orang luka dan rebah di geladak kapal, tujuh delapan<br />

orang jatuh di air dan sisanya tidak berdaya lagi karena ditotok hiatnya. Lain lain kapal Cong<br />

Kauw lantas saja membunyikan terompet dan mulai mengurung.<br />

Buru buru Boe Kie merebahkan In Lee di geladak menentang pemimping yang tadi<br />

dirobohkannya dan lalu memanjat tiang layar. “Hai! Kalau ada yang berani datang kemari,<br />

lebih dahulu aku membinasakan orang ini!” teriaknya.<br />

Pemimpin itu ternyata mempunyai kedudukan tinggi, lantaran, biarpun mereka berteriak<br />

Some parts missing here…<br />

Boe Kie melompat turun, tapi baru saja melepaskan tawanannya di geladak tiba tiba ia<br />

merasakan kesiuran angin yang sangat tajam. Secepat kilat ia berkelit dan menendang.<br />

Sebelum ia sempat memutar badan, semacam senjata yang bukan lain daripada Seng hwee<br />

leng menyambar dari samping kiri. Ia mengeluh. Ia tahu bahwa Sam soe sudah mulai<br />

menyerang. “Semua mundur ke tenda (gubug) kapal!” teriaknya seraya menjemput si<br />

pemimpin yang lalu digunakan untuk menyambut Seng hwee leng yang menyambar.<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 1093

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!