20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Kaki Tio Beng bergerak. Ia rupanya sedang memperhatikan jalannya pertempuran.<br />

Berselang kira2 seminuman the, mendadak Ho Thay Ciong membentak lagi. Kena! ia berhasil<br />

merobohkan jago kedua.<br />

Uawol mundur! bentak Hian beng Loojia. Helin Pohu maju.<br />

Ketika itu, nafas Ho Thay Ciong udah tersengal. Sesudah merobohkan 2 orang lawan,<br />

te<strong>naga</strong>nya mulai abis. Sesaat kemudian, pertempuran ke-3 dimulai. Helin Pohu menggunakan<br />

senjata berat, yaitu sebatang toya baja dan ia berte<strong>naga</strong> sangat besar. Angin pukulan toya<br />

menyambar nyambar dengan hebatnya, sehingga semua lilin yang menerangi ruangan itu<br />

berkedip2, sebentar gelap, sebentar terang. Baru saja belasan jurus, pedang kayu sudah<br />

terpukul patah dan sambil menghela nafas Ho Thay Ciong melemparkan pedang buntungnya<br />

di lantai.<br />

Thie Kiam Sian seng, apa sekarang kau tidak suka menakluk? tanya Hian beng Loe jin.<br />

Tidak! jawabnya dengan angkuh. Aku bukan saja tidak menakluk, tapi juga tidak menyerah<br />

kalah. Kalau aku masih memiliki te<strong>naga</strong> dalam, Hoan ceng itu sama sekali bukan<br />

tandinganku.<br />

Putuskan jari manis tangan kirinya! bentak Hian beng Loo jin. Sesudah itu kirim pulang ke<br />

menara!<br />

boe Kie menengok dan mengawasi kedua kawannya. Yo Siauw menggeleng2kan kepala,<br />

sebagai tanda bahwa ia tidak menyetujui penyerbuan yang bakal menggagalkan seluruh<br />

rencana mereka.<br />

Sesaat kemudian terdengar suara dibacoknya jari tangan dan suara orang yang membalut luka,<br />

Ho Thay Ciong bener2 jago, sedikitpun ia tidak mengeluarkan suara. Sesudah itu sejumlah<br />

pengawal baju kuning kembali keluar dari pintu belakang dan mengantar Ho Thay Ciong<br />

balik ke menara. Dengan menyembunyikan diri di sudut tembok, Boe Kie bertiga melihat<br />

paras muka si kakek yang pucat bagaikan kertas dan kedua matanya yang seolah2<br />

mengeluarkan api.<br />

Sekonyong2 didalam ruangan terdengar suara wanita yang nyaring.<br />

Loo thung kek, sungguh lihai Kiam hoat Koen loen pay. Ia membacok Mokopas dengan<br />

pukulan ini, membabat seperti ini disebelah kiri dan memutar begini di sebelah kanan. Orang<br />

yang bicara bukan lain daripada Tio Beng. Sambil bicara dengan dilayani oleh Mokopas, ia<br />

bersilat menggunakan pedang kayu, menurutr pukulan2 yang tadi digunakan oleh Ho Thay<br />

Ciong.<br />

Orang yang dipanggil Loo Thung Kek adalah Hian beng Loo jin, si kakek muka hitam yang<br />

lantas saja memberi pujian.<br />

Coe jin berotak sangat cerdas. Pukulan2 itu tidaj beda dengan aslinya.<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 940

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!