20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

oen', sudah 'Jip boen', 'Cian swee' lagi! Kunyuk kecil ini benar-benar kurang ajar!" (Coe hak,<br />

artinya pelajaran permulaan, Jip boen adalah pendahuluan, Cian swee berarti perundingan<br />

yang cetek, tidak mendalam).<br />

Dalam gusarnya, ia menancapkan jarum emas dalam-dalam di pinggir jalanan darah, sehingga<br />

darah lantas saja keluar berketel ketel. Boe Kie kesakitan, hampir-hampir ia berteriak, tapi<br />

sambil menggigit bibir, ia menahan rasa sakit itu. "Kalau kau tidak percaya, biarlah aku<br />

menghafal Coe hak Tay meh Jip boen Cian swee itu, yang digubah oleh Thay Soehoe,"<br />

katanya dengan tenang.<br />

"Baiklah !" bentak Ceng Goe. "Kalau salah sehuruf saja, tahu sendiri, aku akan segera<br />

mengambil jiwamu "<br />

Selama di Pheng hwee to, semenjak berusia tima tahun, Boe Kie telah dipaksa menghafal<br />

Kouw koat ilmu silat oleh ayah angkatnya. Salah sedikit saja, ia digaplok oleh ayah angkat<br />

yang galak itu. Maka itulah, sesudah berlatih selama lima tahun, ia boleh dikatakan sudah<br />

menjadi ahli dalam ilmu menghafal. Akan tetapi, mendengar ancaman Ouw Ceng Goe in<br />

keder juga. Ia yakin, bahwa orang aneh itu dapat membuktikan ancamannya. Diam diam ia<br />

merasa menyesal, bahwa ia berguyon guyon secara melampaui batas. Tapi sekarang ia sudah<br />

tidak bisa mundur lagi. Sambil mengempos semangat untuk mengumpulkan semua te<strong>naga</strong><br />

otak nya, ia mulai menghafal dengan suara nyaring :<br />

"Duabelas Keng siang meh dan Kie keng Cit meh semua mengalir dari atas kebawah. Hanya<br />

Tay meh, yang terletak disamping kempungan, mengalir memutari pinggang, seperti sehelai<br />

ikatan pinggang..."<br />

Makin lama, ia makin bersemangat dam akhirnya ia mendapat menyelesaikan hafalan itu<br />

dengan sempurna.<br />

Bukan main kagetnya Ceng Goa. Untuk beberapa saat, ia mengawasi si bocah dengan mata<br />

membelalak. "Sungguh luar biasa" pikirnya. "Anak itu mempunyai bakat Kwee bak poet<br />

bong, Manusia yang seperti dia sukar dicari keduanya didalam dunia," Kwee bak poet bong<br />

artinya begitu melihat tidak bisa lupa Iagi.). Ia tak tahu, bahwa dalam kuil Siauw lim sie<br />

terdapat Tan Yoe Liang yang kecerdasannya tidak berada di sebelah bawah Boe Kie.<br />

Sesudah hilang kagetnya, tanpa merasa ia memuji: "Pintar! Kau sungguh pintar !" Sehabis<br />

berkata begitu, ia segera menusuk sepuluh "hiat" dari Tay meh Boe Kie dengan jarum<br />

emasnya.<br />

Sehabis mengaso sebentar, Ceng Goe mendapat ingatan untuk mencoba lagi. "Disamping<br />

kitab Tay meh, aku memiliki kitab Coe ngo Ciam cie keng," katanya. "Coba kau lihat.<br />

Apakah Thio Sim Hong juga sudah pernah menggubah kitab yang seperti itu ?"<br />

Ia segera masuk kedalam dan keluar lagi dengan membawa 12 jilid kitab tulisan tangan.<br />

Boe Kie segera membalik-balik lembarannya. Setiap halamannya penuh huruf-huruf kecil<br />

yang menerangkan kedudukan jalanan darah, beratnya timbangan obat, waktu dan cetek<br />

dalamnya tusukan jarum emas. Semua diterangkan dengan jelas sekali, "Untuk membaca dua<br />

belas jilid sedikitnya memerlukan tempo tiga atau empat hari," pikirnya.<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 4<strong>29</strong>

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!