20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

aku dibantu oleh seorang yang berilmu tinggi? Sekarang, mendengar perkataan Kong kian<br />

Taysoe, aku bertanya didalam hati. Apakah dua tetua itu dilukakan oleh Seng koen ?"<br />

Coei San dan So So adalah orang oraag mempunyai pengalaman, pergaulan dan pendengaran<br />

luas. Mereka sudah kenyang mendengar cerita cerita aneh dalam Rimba persilatan, tapi belum<br />

pernah ada yang seaneh cerita Cia Soen. Sesudah bergaul lama, mereka tahu, bahwa Cia Soen<br />

bukan lihat ilmu silatnya saja, tapi juga lihay otaknya. Tapi Hoen Goan Pek lek chioe Seng<br />

Koen kelihatannya lebih lihay dari pada saudara angkat itu.<br />

"Toako." kata So So. "Apa benar kedua tetua Khong tong pay dilukakan oleh gurumu?"<br />

Cia Soen mengangguk seraya menjawab "Benar. Akupun tetah mengajukan pertanyaan begitu<br />

kepada Kong kian. Cia Kiesoe, apa kau lihat mukanya kedua tetua itu ? tanyanya. Bagaimana<br />

paras muka mereka? Aku tidak lantas menjawab dan mengingat-ingat beberapa saat, barulah<br />

aku berkata: Kalau begitu, Khong tong jie loo benar telah dilukakan oleh guruku. Aku<br />

terpaksa mengakuinya, karena kuingat, bahwa pada waktu<br />

Khong tong Jie loo menggeletak ditanah, muka mereka penuh dengan bintik-bintik merah<br />

darah. Itu merupakan petunjuk, bahwa mereka telah menyerang dengan menggunakan te<strong>naga</strong><br />

Im kin (Te<strong>naga</strong> lembek), tapi telah dipukul balik dengan ilmu Hoen goan kong. Setahuku,<br />

disamping akibat pukulan Hoen goan kong, bintik-bintik merah di muka ialah tanda dari<br />

penyakit cacar atau sebangsanya. Tak mungkin Jie loo mendapatkan penyakit cacar, karena<br />

pada hal itu, ketika aku baru bertemu dergan Khong tong Ngo loo, mereka semua segar bugar.<br />

Aku juga tau, bahwa didalam Rimba Persilatan. Hoen goan kong hanya dimiliki oleh<br />

guruku dan aku saja."<br />

"Kong kian Taysoe manggut-manggutkan kepala. Ia menghela napas seraya berkata: Dalam<br />

keadaan mabuk, memang gurumu telah melaku kan perbuatan sangat hebat. Sesudah tersadar<br />

dari mabuknya, ia malu dan menyesal bukan main. Dua kali kau mencarinya untuk membalas<br />

sakit hati, dua kali ia tidak mengambil jiwamu.Ia malah tidak ingin melukakan kau. Tapi<br />

kerena kau menyerang secara nekad bagaikan orang edan, ia tak bisa meloloskan diri tanpa<br />

melukakan kau. Sesudah itu ia terUs membayangi kau dari belakang dan tiga kali diam-diam<br />

ia sudah menolong kau dari bencana."<br />

"Aku segara mengingat ingat dan memang benar, selain dari peristiwa pertempuran melawan<br />

para tetua Khongtongpay, dua kali aku terlolos dari bahaya secara mengherankan."<br />

"Sesudah berdiam sejenak, Kong kian Taysoe berkata pula: karena tahu, bahwa kedosaannya<br />

terlalu besar, ia tidak berani memohon ampuh. Ia hanya mengharap, bahwa lama-lama kau<br />

akan melupakan sakit hati itu. Tapi diluar dugaan, gelombang yang diterbitkan olehmu makin<br />

lama jadi makin besar dan jumlah manusia yang dibinasakan olehmu jadi makin banyak. Hari<br />

ini jika kau membinasakan Song Tayhiap, suatu bencana besar tak akan dapat dielakkan lagi."<br />

"Mendengar itu, aku segera berkata: Baiklah, aku tak akan cari orang she Song itu, Tapi aku<br />

harap Taysoe suka minta guruku menemui aku. Jawab kong kian Taysoe: ia tak mempunyai<br />

muka untuk bertemu dengan kau dan iapun tak berani menemui kau. Disamping itu, Cia<br />

Kiesoe, bukan loolap mau memandang rendah kepadamu, andaikata kau bertemu dengan<br />

gurumu, kaupun tidak akan bisa berbuat apa-apa. Dibandingkan dengan dia, kepandaianmu<br />

masih terlalu rendah. Kurasa kau tak akan mampu membalas sakit hatimu."<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 248

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!