20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Baiklah, kata In Lie Heng. Memang paling baik jika kita jalan bersama-sama para cianpwee<br />

dari Go bie pay.<br />

Mendengar perkataan In Lie Heng, Biat coat Soethay berkata dalam hatinya. Sudah kira-kira<br />

tigapuluh tahun Thio Sam Hong tidak menghiraukan lagi segala urusan dunia dan pada<br />

hakekatnya tugas Ciangboenjin Boe tong pay sudah dipikul seanteronya oleh Song Wan<br />

Kiauw. Lihat-lihat gelagatnya, kedudukan Ciangboenjin ketika dari Boe tong pay akan<br />

diduduki oleh Song Siauw hiap. Sekarang saja sang paman sudah menuruti kemauan si<br />

keponakan!<br />

Tapi sebenar-benarnya hal itu sudah menjadi sebab In Lie Heng bertabiat halus dan sedapat<br />

mungkin sungkan membantah kemauan orang lain.<br />

Demikian kedua murid Boe tong lalu berjalan bersama-sama rombongan Go bie. Sesudah<br />

melalui kurang lebih lima belas li, di depan mereka memandang sebuah bukit pasir. Melihat<br />

Ceng Soe berlari-lari mendaki bukit itu, Ceng hie segera mengibas tangannya dan dua murid<br />

Go bie lantas saja menguber dari belakang, sehingga ketiga orang tiba di atas bukit hampir<br />

berbareng. Dan hampir berbareng dia mengeluarkan teriakan kaget, karena di sebelah barat itu<br />

kelihatan menggeletak belasan mayat.<br />

Mendengar teriakan mereka, semua orang segera memburu ke atas. Mereka mendapat<br />

kenyataan, bahwa semua korban binasa sebab pukulan hebat, ada yang hancur batok<br />

kepalanya, ada yang melesak badannya dan sebagainya.<br />

In Lie Heng yang mempunyai paling banyak pengalaman dalam dunia Kang-ouw lantas saja<br />

berkata, Rombongan Po yang-pang dari propinsi Kang-say termusnah seanteronya. Mereka<br />

dihancurkan oleh Kie bok kie (Bendera balok besar) dari Mo kauw.<br />

Biat coat mengerutkan alis, Mengapa Po yang-pang datang kesini? tanyanya dengan suara<br />

kurang senang. Apakah diundang oleh partaimu? Si nenek mendongkol sebab partai lurus<br />

bersih biasanya memandang rendah kepada berbagai golongan/perkumpulan (pang hwee)<br />

dalam dunia Kang ouw dan ia segan untuk bercampur dengan pang pang itu.<br />

Tidak, kami tak mengundangnya, jawab Lie Heng. Tapi Lauw Pang coe dari Po yang-pang<br />

telah diakui sebagai murid Khong tong pay. Mereka rupanya ingin membantu rumah<br />

perguruan.<br />

Biat coat mengeluarkan suara di hidung dan tidak mengatakan apa-apa lagi.<br />

Sesudah mayat-mayat dikuburkan, seorang murid lelaki Go bie pay, she Wie, yang merasa<br />

kagum akan jitunya tebakan Song Ceng Soe, bertanya, Saudara Song, apakah kita bakal<br />

bertemu dengan musuh?<br />

Pemuda itu tidak lantas menjawab, sambil mengawasi kuburan-kuburan yang berderet-deret,<br />

ia mengasah otak. Sekonyong-konyong, kuburan yang paling barat membuka dan seorang<br />

lelaki melompat keluar. Bagaikan kilat dia menawan murid Go bie she Wie itu dan lalu kabur.<br />

Semua orang terkesiap, beberapa murid wanita mengeluarkan teriakan kaget. Di lain detik,<br />

Biat coat dan Lie Heng, Song Ceng Soe dan Ceng hie sudah menguber dengan senjata<br />

terhunus. Selang beberapa saat, sesudah dapat menetapkan hatinya, barulah murid-murid Go<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 655

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!