20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

patung itu sendiri bergoyang-goyang. Ho Pit Ong maju setindak, menghantam dan mendorong<br />

patung yang sangat besar itu lantas saja roboh terguling.<br />

Keadaan jadi kalut semua orang melompat minggir supaya tak tertimpa. Dengan<br />

menggunakan kesempatan itu, Tio Beng segera kabur ke pekarangan depan dengan dikejar<br />

oleh Song Ceng Soe dan Ciang pang Liong tauw.<br />

Selagi nona mau melompati pintu tiga batang tongkat menyambar kakinya. Tio Beng<br />

mencelos batinnya ia digencet dari belakang dan dari depan. Dengan mati matian ia berhasil<br />

mengalihkan dua tongkat yang menyambar lebih dulu, tapi tongkat ketiga mampir tepat pada<br />

kakinya sehingga tanpa ampun lagi ia ambruk di lantai. Song Ceng Soe merangsek membalik<br />

pedangnya dan memukul kepala si nona dengan gagang pedang untuk menangkapnya hiduphidup.<br />

Pada saat saat yang berbahaya, mendadak tongkat bambu Ciang pang Liong tauw berkelebat<br />

dan menangkis pedang Song Ceng Soe dan dengan berbareng satu bayangan manusia<br />

melompat keluar dari atas tembok, dengan kecepatan yang sukar dilukiskan.<br />

Song Ceng Soe menengok kepada Ceng pang Liong Tauw dan bertanya dengan suara<br />

mendongkol. “Mengapa kau lepaskan dia?”<br />

“Perlu apa kau pukul tongkatku?” si pengemis balas tanya dengan mata melotot.<br />

“Eeh! Bukankah kau yang pukul gagang pedangku? Mengapa…”<br />

“Jangan rewel! Lekas kejar!”<br />

Mereka segera melompati tembok. Di luar, di kaki tembok, mereka bertemu dengan seorang<br />

murid tujuh karung yang patah kakinya dan tidak bisa bediri lagi. Mereka segera<br />

menghampiri tujuh delapan pengemis yang menjaga diluar kelenteng. “Kemana larinya<br />

perempuan siluman itu?” tanya Cia pang Liong tauw.<br />

“Perempuan yang mana? Kami tak melihat manusia lain,” jawab seorang.<br />

Ciang pang Liong tauw gusar tak kepalang. “Apa kamu buta?” bentaknya. “Terang terangan<br />

perempuan itu melompat keluar dari tembok sana.”<br />

Sambil membangunkan pengemis yang patah kakinya, seorang murid enam karung berkata.<br />

“Barusan toako inilah yang melompat keluar. Kami tak lihat orang lain.”<br />

Ciang pang Liong tauw menggaruk garuk kepalanya yang tidak gatal. “Mengapa kau<br />

melompati tembok?” tanyanya.<br />

“Aku… aku… ditangkap dan dilemparkan,” jawab si murid tujuh karung sambil menahan<br />

sakit. “Perempuan siluman itu mempunyai ilmu yang sangat aneh.”<br />

Dengan paras muka gusar Ciang pang Liong tauw mengawasi Song Ceng Soe. “Mengapa kau<br />

pukul tongkatku? Apa maksudmu? Baru saja masuk ke dalam Kay pang, kau sudah coba-coba<br />

main gila.”<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 1149

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!