20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

"Aku merasa menyesal tak dapat meluluskan permintaanmu itu," kata Thay Giam. "Pertama,<br />

aku sendiri mempunyai urusan penting dan tidak boleh berdiam terlalu lama ditempat ini.<br />

Kedua, kau telah mencuri golok orang dan dalam hal ini, kaulah. Mana bisa aku mengambil<br />

pihak yang tidak benar? Lootian, lekaslah kau meminta pertolongan pihak Haysee-pay. Jika<br />

terlambat aku khawatir tidak keburu lagi."<br />

Melihat Thay Giam memutar badan untuk segera berlalu, si tua buru2 berkata "Sudahlah, tak<br />

apa jika kau tak mau menolong. Tapi aku ingin ajukan sebuah pertanyaan lagi. Pada waktu<br />

kau mengangkat tubuhku, apakah akan ada merasakan apa2 yang luar biasa?"<br />

"Benar, aku sendiri merasa sangat heran," jawabnya. "Kau bertubuh kurus dan kecil tapi pada<br />

waktu aku mengangkat badanmu aku merasa herat sekali, kira2 ada duaratus kati, Kau tidak<br />

membawa barang berat, tapi mengapa berat badanmu begitu hebat ?"<br />

Orang tua itu segera menaruh To-liong to di atas tanah dan berkata: "Nah, coba sekarang kau<br />

angkat lagi badanku."<br />

Thay Giam segera mencekal baju si kakek dan mengangkatnya. Benar saja, dengan heran<br />

mendapat kenyataan, bahwa berat badan orang tua itu hanya kira2 delapanpuluh kati. "Betul<br />

luar biasa," katanya. "Aku tak nyata, berat golok itu ada seratus kati lebih." Sambil berkata<br />

begitu, perlahan2 ia melepaskan tubuh si kakek diatas tanah.<br />

"Keanehan golok ini bukan hanya terpihak pada beratnya saja." kata pula si kakek. "Lau-tee,<br />

kau she apa, she Jie atau she Thio?"<br />

"Aku she Jie, namaku Thay Giam, Lootiang bagaimana kau bisa menebak begitu?"<br />

Si kakek tertawa seraya berkata: "Diantara Boe-tong Cit-hiap, Song Tayhiap berusia le bih tua<br />

dari padamu. In hiap dan Boh hiap baru berusia kira2 duapuluh tahun. Jie hiap dan Sam hiap<br />

kedua2nya she Jie. Sie hiap dan Ngo hiap masing2 she Thio. Dalam Rimba persilatan,<br />

siapakah yang tidak tahu itu? Lautee kalau begitu kau adalah Jie Samhiap. Tak heran jika kau<br />

memiliki kepandaian yang begitu lihay. Nama Boetong Cithiap menggemparkan seluruh<br />

dunia persilatan dan kini hari, aku mendapat bukti, bahwa nama besar itu benar2 bukan<br />

kosong."<br />

Walaupun masih berusia muda, Jie Thay Giam sudah kenyang makan asam garam dunia<br />

Kangouw. Ia mengerti bahwa pujian itu mempunyai maksud untuk dapat pertolongannya,<br />

sehingga oleh karenanya ia menjadi kheki terhadap sikakek yang coba mengumpak dirinya.<br />

"Bolehkah aku mendapat tahu she dan nama Loo tiang yang?" tanyanya.<br />

"Aku she Tek, namaku Seng," sahutnya. "Sahabat2 diwilayah Liao tong memberi gelar Hay<br />

tong ceng kepadaku." Hay tong ceng ada lah semacam burung elang yang terdapat didaerah<br />

Liao tong. Burung itu ganas dan buas dan biasa makan binatang2 kecil.<br />

"Thay Giam segera merangkap kedua tangannya seraya berkata. "Sudah lama sekali aku<br />

mendengar nama besar Loo tiang. Aku merasa sangat beruntung bahwa dihari ini bisa<br />

berkenalan dengan Loo tiang." Sehabis berkata begitu ia dongak mengawasi langit.<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 77

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!