20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

melihat ayahnya <strong>membunuh</strong> diri. Ia kaget luar biasa dan berteriak memanggil manggil<br />

ayahnya itu, atas mana ia segera dibekap pula, sampai kakek gurunya datang menolongnya.<br />

In So So karam hatinya melihat suaminya <strong>membunuh</strong> diri. Meski begitu, mendapatkan<br />

anaknya, kegirangannya muncul juga, maka segera ia menghampirkan, tetapi perkataannya<br />

yang pertama ialah pertanyaan ini: "Anak, kau toh tidak menyebutkan tentang dimana adanya<br />

ayah angkatmu"<br />

"Biarnya dia bunuh mati padaku, tidak nanti aku beritahu!" sahut si anak.<br />

"Oh, anak yang baik", seru sang ibu, "<strong>Mar</strong>i aku memelukmu!"<br />

"Serahkan anak itu!" Sam Hong memerintah orang Mongolia.<br />

Orang itu menurut, tanpa bersuara, ia menyerahkan si bocah kepada ibunya.<br />

Boe Kie nelusup dalam rangkulan ibunya. "Ibu," katanya, "Siapa yang memaksa ayah<br />

<strong>membunuh</strong> diri?"<br />

"Disini ada begini banyak orang," menyahut sang ibu. "Merekalah yang naik kegunung ini<br />

dan memaksakan kematian ayahmu!"<br />

Matanya Boe Kie lantas menyapu, dari kiri dan kekanan. Dia masih kecil akan tetapi sinar<br />

matanya tajam sekali. Sinar mata itu mengsandung kebencian dan kemarahan hebat, hingga<br />

siapa yang sinar matanya bentrok, hatinya terkesiap.<br />

"Boe Kie, berjanjilah kepada ibumu!" kata So So<br />

"Titahkan, ibu!" sang anak menjawab.<br />

"Kau jangan terburu napsu menuntut balas" katanya. "Kau harus sabar. Perlahan-lahan saja<br />

kau menantikan, asal seorang jua jangan diberi lolos...."<br />

Mendengar itu, orang pada merasakan tubuhnya bergidik, punggungnya dingin sendirinya.<br />

"Baik, ibu!" Boe Kie menjawab. "Aku akan menantikan dengan perlahan-lahan, seorang jua<br />

aku tidak akan kasih lolos!"<br />

Tubuh si nyonya tiba-tiba menggigil.<br />

"Anak," katanya, "karena ayahmu sudah mati, baiklah kita menyebutkan tempat kediamannya<br />

ayahmu itu, supaya mereka ini mendapat tahu..."<br />

"Jangan, ibu, jangan!" Boe Kie mencegah. Tapi So So tidak memperdulikannya.<br />

"Kong boen Taysoe, mari!" katanya. "Aku hanya akan memberitahukan pada kau seorang.<br />

<strong>Mar</strong>i kupingmu, akan aku bisiki...."<br />

Semua orang heran. Inilah diluar dugaan mereka.<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 359

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!