20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Melihat lihainya A Sam, In Thian Ceng merasa kuatir akan keselamatan Thio Sam Hong.<br />

Thio Cin Jin sudah terluka berat, tapi meskipun tidak terluka, dengan usianya yang sudah<br />

begitu tinggi, bagaimana ia bisa bertanding dengan orang itu? pikirnya. dilihat gerakgeriknya,<br />

orang itu ahli dalam ilmu silat keras. Sudahlah! Biar aku saja yang melayaninya.<br />

Memikir begitu, ia lantas saja berkata dengan suara nyaring. Seorang yang kedudukannya<br />

begitu tinggi seperti Thio Cin Jin mana boleh melayani manusia rendah semacam kau!<br />

Jangankan Thio Cin Jin, sedang akupun, seorang she In, rasanya masih terlalu tinggi untuk<br />

berhadapan dengan seorang budak belian seperti kau. Ia tahu, bahwa ketiga orang itu bukan<br />

sembarangan orang, supaya mereka panas dan diterimanya dengan baik tantangannya itu.<br />

A Sam, kata Tio Beng. apa kau masih ingat namamu yang dahulu? cobalah beritahu mereka,<br />

supaya mereka bisa menimbang-nimbang apa kau cukup berderajat atau tidak untuk<br />

bertanding dengan seorang tokoh Boe Tong Pay. Dalam pembicaraan itu, ia menekankan<br />

perkataan Boe Tong Pay.<br />

Sedari Siauw Jin (aku yang rendah) menghadapi kepada Coe Jin, nama yang dahulu telah tak<br />

digunakan lagi. Kata A Sam.<br />

Kalau diperintah, siauw jin tidak berani tak berbicara, dahulu Siauw Jin she Oe Boen Cek.<br />

Semua orang terkesiap.<br />

Sesaat kemudian, In Thian Ceng membentak, Oe Boen Cek! Pada dua puluh tahun berselang,<br />

bukankah kau yang sumpah membinasakan lima jago she Sie Tiangan! Pada malam itu,<br />

pembunuh yang mengenakan topeng dan baju merah yang mengaku sebagai Piat Pie Sin Mo<br />

Oe Boen Cek telah <strong>membunuh</strong> tiga belas tokoh rimba persilatan dalam sebuah perjamuan hari<br />

ulang tahun. Bukankah kau yang melakukan pembunuhan itu? (Pat Pie Sin Mo Iblis bertangan<br />

delapan)<br />

Ingatanmu sangat kuat, aku sendiri telah lupa, jawabnya dengan suara dingin.<br />

Mendengar perkataan itu, semua orang dari Beng Kauw dan Boe Tong Pay meluap darahnya.<br />

Lima jago She Sie adalah orang-orang yang sangat disegani dan dihormati dalam rimba<br />

persilatan. Ia berkepandaian tinggi, dan selalu bersedia untuk menolong sesama manusia yang<br />

perlu ditolong. Tiba-tiba pada suatu malam, mereka semua dibinasakan oleh seorang<br />

bertopeng dan mengenakan baju merah. Pembunuh itu mengaku sebagai Ang Ie Kok Oe Boen<br />

Cek. Disamping lima jago She Sie, beberapa tokoh hsp dan gbp turut dibinasakan. Karena<br />

orang tak bisa menyelidiki asal-usul manusia yang bernama Oe Boen Cek itu, maka orang<br />

lantas saja menduga, bahwa perbuatan musuh itu dilakukan oleh Beng Kauw dan Peh Bie<br />

Kauw.<br />

Tuduhan itu sangat menjengkelkan hati In Thian Ceng, tapi ia tak dapat jalan untuk<br />

melampiaskan rasa penasarannya. Tidak dinyana, sesudah berselang dua puluh tahun barulah<br />

diketahui pembunuh yang benar.<br />

Biarpun Oe Boen Cek hanya muncul satu kali di Tiong Goan, tapi perbuatannya itu adalah<br />

sedemikian hebat, sehingga kalau mau diperhitungkan soal derajat yang berdasarkan<br />

tingginya ilmu silat, maka dia memang cukup berderajat untuk bertanding dengan Thio Sam<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 892

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!