20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

tersebut dikerut dan semacam te<strong>naga</strong> yang dahsyat luar biasa menindih dadanya. Kalau<br />

tindihan itu kena jitu, maka tulang-tulang dadanya akan menjadi remuk. Pada saat yang<br />

genting, dengan kecepatan yang tak mungkin dilukiskan, dengan tangan kanan ia menyampok<br />

dua tambang yang menyambar punggungnya dan berbareng dengan Kian koen Tay lo ie dan<br />

Kioe yang Sin kang tangan kirinya yang mencekal tambang mendorong dan melepaskan<br />

tambang , sehingga pada detik itu juga tubuhnya melesat ke tengah angkasa.<br />

Sekonyong-konyong kilat berkeredepan. Karena kaget dan kagum melihat kepandaian Boe<br />

Kie, salah seorang pendeta mengeluarkan seruan tertahan. Ketiga pendeta itu menengadah dan<br />

dengan bantuan sinar kilat, mereka melihat wajah Boe Kie yang ternyata pemuda dusun<br />

dengan muka kotor. Bukan main rasa heran mereka.<br />

Dilain saat, bagaikan <strong>naga</strong> hitam, tiga utas tambang menyambar keatas dan coba menggulung<br />

tubuh Boe Kie dari tiga penjuru.<br />

Dengan bantuan sinar kilat, Boe Kie bisa melihat wajah tiga pendeta itu. Yang duduk disudut<br />

timur laut bermuka hitam, yang dibarat laut bermuka kuning dan yang disebelah selatan<br />

bermuka putih seperti kertas. Mereka ketiga-tiganya kurus kering, seperti tak punya daging,<br />

sedang pendeta yang bermuka kuning hanya bermata satu. Ditengah malam yang gelap itu,<br />

lima sinar mata mereka mengeluarkan sinar berkilauan.<br />

Melihat sambaran tiga tambang itu, selagi tubuhnya melayang di udara, Boe Kie mengibas<br />

menarik dan menggulung. Dengan meminjam te<strong>naga</strong> lawan ia menggulung tiga tambang itu<br />

menjadi satu. Itulah ilmu Thay-kek dari Boe-tong pay yang te<strong>naga</strong>nya merupakan sebuah<br />

lingkaran. Dengan ilmu itu Boe Kie menggulung te<strong>naga</strong> tambang itu menjadi satu.<br />

Tiba-tiba sesudah kilat yang tadi, guntur berbunyi berulang-ulang, sehingga bumi seolah-olah<br />

bergetar. Diantara keangkeran Langit dan Bumi itu, Boe Kie berjungkir balik di tengah udara<br />

dan kemudian kaki kirinya hinggap di sebatang siong. "Boan pwee Thio Boe Kie, Kauw coe<br />

dari Beng kauw, menghadap Sin wie Koceng,” serunya sambil membungkuk. Ia berdiri diatas<br />

sebelah kaki, ketika ia menyoja, ranting siong itu membal beberapa kali, sehingga tubuhnya<br />

terayun-ayun dan memberi sebuah pemandangan yang sangat indah. Tapi biarpun ia<br />

menjalankan kehormatan sebagai seorang muda terhadap orang tua ia berdiri disebelah atas,<br />

sehingga dengan demikian ia mempertahankan kedudukannya sebagai pemimpin Beng kauw.<br />

Dengan mengedut beberapa kali, ketiga pendeta itu melepaskan tambang mereka yang<br />

tergulung. Tadi mereka menyerang dengan Sam cauw Kioe sit ( Tiga jurus sembilan pukulan<br />

). Dalam setiap pukulan mengandung perubahan yang terdiri dari sepuluh jurus dan walaupun<br />

namanya "Sam cauw Kioe sit," serangan itu sebenarnya merupakan beberapa puluh serangan<br />

berantai yang membinasakan. Diluar dugaan, semua serangan itu sudah dapat dipatahkan olen<br />

Boe Kie. Pada hakekatnya, setiap serangan berarti kebinasaan dan salah sedikit saja, tulangtulang<br />

Boe Kie akan terpukul remuk. Tapi sesudah lolos dari lubang jarum, pemuda itu,<br />

kelihatan tenang tenang saja dan paras mukanya sedikit pun tidak berubah. Inilah kejadian<br />

yang belum pernah dialami ketiga pendeta itu. Tapi mereka tak tahu, bahwa selagi badannya<br />

terayun-ayun diranting pohon, diam-diam Boe Kie mengerahkan pernapasannya untuk<br />

mengatur hawanya yang sudah kalang kabutan.<br />

Jurus silat yang tadi digunakan oleh Boe Kie terdiri dari Kioe yang Sin kang, Kian koen Thay<br />

lo ie, Tay kek koen dan paling belakang untuk berjungkir balik, ia menggunakan ilmu dari<br />

seng bwee leng. Biarpun memiliki kepandaian sangat tinggi, tapi karena sudah rnenutup diri<br />

selama beberapa puluh tahun, ketiga pendeta Siauw lim itu tidak mengenal ilmu2 tersebut,<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 1300

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!