20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Tan Yoe Liang tak jadi gusar. “Han Heng tee,” katanya. “Kau memuji Thio Kauwcoemu<br />

tinggi sekali. Kami semua merasa sangat kagum dan ingin sekali bertemu dengan beliau.<br />

Bolehkah kau mengajak kami untuk menemui beliau?”<br />

Han Lim Jie adalah seorang yang jujur dan polos. Ia tak tahu kelicikan Tan Yoe Liang. “Thio<br />

Kauwcoe memikul beban yang sangat berat,” jawabnya. “Sekalipun saudara-saudara didalam<br />

Beng kauw, tidak sembarangan bertemu muka dengan beliau karena tak punya waktu untuk<br />

meladeni manusia-manusia seperti kalian.”<br />

Tan Yoe Liang tertawa dingin. “Omong kosong!” bentaknya mengejek. “Semua orang Kang<br />

ouw mengatakan bahwa Thio Boe Kie sudah dibinasakan oleh tentara Goan di kota raja.<br />

Hanya kau seorang yang masih bicara besar.”<br />

“Bangsat! Tutup bacotmu!” caci Han Lim Jie. “Tat coe menangkap Kauwcoe kami? Huh<br />

huh!...Andaikata dikurung beribu laksa tentara, Thio Kauwcoe kami masih bisa datang dan<br />

pergi sesuka hati. Memang benar Thio Kauwcoe pergi ke kota raja. Maksud tujuannya ialah<br />

menolong tokoh-tokoh enam partai yang tertangkap musuh. Dibinasakan Tat coe? Huh<br />

huh…tutuplah bacotmu!”<br />

Tan Yoe Liang tetap tidak gusar. Ia terus ha ha he he. “Mungkin kau benar,” katanya. “Tapi<br />

semua orang Kang ouw mengatakan begitu, aku tidak bisa tidak percaya. Selama setengah<br />

tahun terakhir, kita hanya mendengar nama Han San Tong, Cie Ceng Hwe, Goe Goan Ciang,<br />

Lauw Hok Thong, Pheng Eng Giok dan sebagainya, tapi nama Thio Boe Kie belum pernah<br />

disebut-sebut. Bukankah itu merupakan bukti bahwa bocah she Thio itu benar-benar sudah<br />

mampus?”<br />

Paras muka Han Lim Jie berubah merah padam, urat-uratnya menonjol keluar. “Binatang…”<br />

teriaknya dengan suara gemetar. “Jangan kau menghina Kauwcoe kami! Suatu hari Kauwcoe<br />

akan kembali dari luar lautan dan kamu semua kan mengenal kehebatannya.”<br />

“Oh oh!...Oh begitu?” kata Tan Yoe Liang sambil menyeringai. “Kalau begitu Thio<br />

Kauwcoemu menjelajahi lautan. Sekarang kutahu, ia tentu bermaksud untuk menjemput ayah<br />

angkatnya, Kim mo Say ong Cia Soen. Bukankah begitu?”<br />

Han Lim Jie terkesiap. Ia tahu bahwa ia sudah dijebak oleh musuh pintar itu.<br />

Sesudah diam sejenak, Tan Yoe Liang berkata pula dengan suara tawar. “Ilmu silat Thio Boe<br />

Kie memang boleh juga, Cuma mukanya muka pendek umur. Ada orang menghitung<br />

peruntungannya dan dia mengatakan bahwa bocah she Thio ini tidak akan hidup lebih lama<br />

dari tahun ini, permulaan…”<br />

Tiba-tiba sebatang cabang pohon pek dipekarangan itu bergoyang, Boe Kie yang kupingnya<br />

sangat tajam segera mendengar suara napas manusia di cabang itu. Sesaat kemudian, suara<br />

napas itu hilang. Boe Kie tahu bahwa orang itu sudah mengatur jalan pernapasannya. “Dia<br />

sudah sembunyi lebih lama dari aku,” pikirnya. “Sudah lama dia berada di situ tapi aku tidak<br />

mengetahuinya. Dia pasti memiliki kepandaian yang sangat tinggi.” Sambil berpikir begitu ia<br />

mengawasi pohon pek itu.<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 1144

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!