20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

"Akupun menduga begitu," kata Siauw Hoe. "Si pengurus rumah makan memerintahkan<br />

dijalankannya siksaan itu menurut surat catatan yang rasanya ditinggalkan oleh perempuan<br />

kejam itu. Tapi dalam peristiwa terdapat beberapa teka teki yang sehingga sekarang masih<br />

belum dapat dipecahkan olehku. Mengapa nenek itu melakukan perbuatan yang begitu kejam?<br />

Kalau dia mendendam sakit hati dan mau mengambil jiwa kami, dia dapat melakukannya<br />

dengan mudah sekali. Jika dia hanya ingin menyiksa orang orang dengan rupa-rupa jalan yang<br />

kejam mengapa dia mengirim kami kepada Ouw Sinshe ? Dia mengatakan bahwa tak lama<br />

lagi dia akan mencari Ouw Sinshe untuk membalas sakit hati, Apakah penyiksaannya<br />

terhadap kami hanya untuk menjajal kepandaiannya Ouw Sinshe?"<br />

Boe Kie menundukkan kepala, memikir sejenak, ia berkata. "Menurut katanya Siang Gie<br />

Coen Toako, Ouw Sinshe mempunyai seorang musuh yang akan datang untuk membalas sakit<br />

hati. Musuh itulah Kim hoa Coejie. Menurut pantas Ouw Sinshe seharusnya mengobati kalian<br />

dengan sungguh hati, supaya kalian bisa membantu dia dalam menghadapi musuh berat itu.<br />

Sesuai dengan julukan Kian sie Poet kioe, ia menolak untuk mengobati. Tapi mengapa,<br />

sesudah menolak, ia memberi berbagai resep kepadaku dan mengajarkan aku macam macam<br />

cara pengobatan untuk menolong kalian? Resep obat itu manjur sekali. Tapi mengapa<br />

ditengah malam buta ia menggerayang dan memberi racun kepada kalian? Ah! Sikap Ouw<br />

Sinshe sungguh aneh? Dalam peristiwa ini muncul banyak cangkriman yang tak akan bisa<br />

ditembus olehku."<br />

Lama sekali mereka berunding, tapi mereka tak juga dapat menebak artinya banyak teka teki<br />

itu.<br />

Tak lama kemudian, Poet Hwie kembali dengan sebuah topi bunga yang lalu ditaruhnya<br />

diatas kepala Boe Kie dan kemudian pergi lagi untuk membuat topinya sendiri.<br />

"Kie kouwkouw," kata pula Boe Kie. "Mulai dari sekarang kau tidak boleh minum apapun<br />

juga kecuali jika obat itu diberikan olehku sendiri. Diwaktu malam sebaiknya kau siap sedia<br />

dengan senjata untuk menjaga sesuatu yang tidak<br />

diinginkan. Sekarang kau masih belum boleh pulang karena aku masih perlu memberi obat<br />

untuk menyembuhkan luka didalam badanmu. Begitu lekas lukamu tidak berbahaya lagi, kau<br />

harus buru buru pulang dengan membawa Poet Hwie."<br />

Siauw Hoe mengangguk dengan rasa sangat ber terima kasih. "Manusia she Ouw itu sungguh<br />

aneh dan hatinya sukar ditebak," katanya, "Boe Kie, akupun merasa kuatir akan<br />

keselamatanmu jika kau berdiam lama-lama disini. Lebih baik kita menyingkir bersama<br />

sama."<br />

jilid 25________________<br />

Boe Kie yang dikuatirkan keselamatannya jika berada lama-lama di lembah Ouw-tiap-kok<br />

sudah menyatakan kesediaannya untuk ikut menyingkir dari lembah itu bersama-sama Kie<br />

Siauw Hoe dan puterinya.<br />

"Boe kie," kata Kin Siauw Hoe, "bila kau mau ikut dengan aku, kita boleh jalan bersama<br />

sama. Aku sendiri akan segera pergi menemui soehoe ke Go bie san. Kalau nasib baik dan<br />

beliau tidak mendengar hasutan Soecieku, maka untukmu masih ada sedikit harapan hidup<br />

karena beliau memang mempunyai niatan untuk menurunkan semua kepandaiannya<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 463

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!