20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Boe Kie bersembunyi. Hayo kita balik! katanya.<br />

Karena harus menolong nona Yo. Boe Kie tidak bisa mengurus Hoan Cong itu lagi. Begitu<br />

tiba di puncak gunung, tiba2 mereka mendengar teriakan menyeramkan. Siapa yang takut<br />

mati, , tak diberi ampun! Siapa yang takut mati, tak diberi ampun! ketika itu, rombongan Boe<br />

san pang sudah merusak dan mereka kabur kalang kabutan. Tapi, begitu mendengar teriakan<br />

yang begitu menakutkan itu, semangatnya kembali lagi dan mereka lalu melawan pula secara<br />

nekat2an. Dalam sekejap sejumlah anggota Beng Kauw mati dan terluka. Tapi sebab kalah<br />

te<strong>naga</strong> dan kalah jumlah, satu demi satu mereka roboh.<br />

Kalian dengarlah! terial Boe Kie. Tak guna kalian melawan lagi, lebih baik meyerah saja.<br />

Tapi orang2 terus meyerang mati2an. Dibawah sinar purnama, paras mukanya kelihatan<br />

ketakutan, seperti juga di belakang mereka ada iblis yang memaksa mereka bertempur<br />

nekat2an. Melihat begitu Boe Kie merasa tak tega. Dengan menggunakan ilmu ringan badan<br />

tubuhnya berkelebat dan jari2 tangannya bekerja, menotok jalan darah orang2 itu. Sekejap<br />

saja, kecuali 3 orang yang berkepintaran sangat tinggi dan lincah geraknya, mereka roboh.<br />

Ketiga orang itu akhirnya dibinasakan oleh Yo Siauw, Wie It Siauw dan In Ya Ong.<br />

Beng Kauw mendapat kemenangan besar. Lebih dari 300 musuh dibinasakan atau ditawan.<br />

Yang berhasil melarikan diri hanya beberapa orang saja. Tak lama kemudian diatas Kong<br />

Beng Teng dinyalakan api unggun yang sangat besar, sebagai peryataan terima kasih kepada<br />

beng coen yang sudah melindungi Beng Kauw.<br />

Selama beberapa hari Boe san pang dan yang lain2 telah membuat gubuk2 di atas Kong beng<br />

teng. Sekarang gubuk2 itu dapat digunakan oleh Beng Kauw/Peh Bie Kauw untuk mengaso.<br />

Tanpa memperdulikan rasa letih, para anggota wanita segera menanak nasi, memasak air dan<br />

menyediakan sekedar lauk pauknya. Semua orang bersuka ria, rasa kantuk dan lelah tidak<br />

dirasakan.<br />

Sekonyong-konyong, dengan paras muka berseri2 In Thian Ceng berdiri dan berkata dengan<br />

suara nyaring. Para anggota Peh bie kauw dengarlah! Peh bie kauw dan Beng kauw<br />

sebenarnya berpangkal satu. Pada 20 tahun lebih yang lalu, karena tidak akur dengan Beng<br />

Kauw, aku mendirikan sebuah agama lain. Sekarang, sesudah Thio Tayhiap menjadi<br />

Kauwcoe, semua orang harus melupakan ganjelan lama dan harus bersatu padu. Mulai hari ini<br />

Peh bie kauw tak ada lagi. Kita semua harus mentaati perintah Kauwcoe. Siapa tak setuju,<br />

boleh segera turn gunung!<br />

Pernyataan itu disambut dengan tepuk tangan dan sorak sorai gegap gempita.<br />

Si kakek tersenyum dan berkata pula. Mulai hari ini kita hanya mempunyai Beng Kauw<br />

dengan Thio kauwcoe satu2nya. Siapa yang memanggil aku In Kauwcoe lagi, dia dianggap<br />

sebagai orang berdosa.<br />

Boe Kie menyoja dan berkata. Persatuan kembali antara Peh bie kauw dan Beng kauw adalah<br />

kejadian yang sungguh2 menggirangkan. Akan tetapi, aku yang rendah hanyalah kauwcoe<br />

untuk sementara waktu. Sesudah musuh dikalahkan tibalah waktunya untuk memilih<br />

Kauwcoe yang baru. Dalam Beng Kauw dan Peh bie kauw terdapat banyak sekali tokoh2<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 826

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!