20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Perlu apa kau begitu tergesa-gesa? kata Cioe Tian, Saudara Leng Kiam, mengapa kau<br />

membungkam saja?<br />

Leng Kiam hanya menyahut hm. Ia sungkan membuang te<strong>naga</strong> sia-sia. Biarlah Pheng<br />

Hweeshio yang minta keterangan. Benar saja pendeta itu segera menghujani Cioe Tian<br />

dengan berbagai pertanyaan dan pada waktu Cioe Tian selesai memberi penjelasan, Swee<br />

Poet Tek dan Tiat Koan pun sudah selesai memasukkan hawa murni ke dalam tubuh Wie It<br />

Siauw.<br />

Aku datang dari timur laut, kata Pheng Hweeshio. Kudengar Cian Boenjin Siauw Lim-pay,<br />

Kong Boen Taysoe bersama soeteenya, Kong Tie Taysoe dan seratus lebih murid-muridnya<br />

sedang menerjang ke Kong Beng-teng.<br />

Di sebelah timur Boe Tong Ngo hiap! kata Leng Kiam yang paling tidak suka bicara panjangpanjang.<br />

Enam partai sudah mulai mengurung dan Ngo Beng-kie yang sudah bertarung dengan mereka<br />

beberapa kali selalu mendapat pukulan, kata Pheng Hweeshio pula. Menurut pendapatku, kita<br />

harus pergi ke Kong Beng-teng secepat mungkin.<br />

Omong kosong! bentak Cioe Tian, Bocah Yo Siauw tidak mengundang kita, apakah Bengkauw<br />

Ngo Sian-jin harus menyembah dia?<br />

Cioe Tian, sekarang Beng-kauw sedang menghadapi bencana, kata Pheng Hweeshio dengan<br />

suara membujuk. Jika mereka berhasil menghancurkan Kong Beng-teng dan memadamkan<br />

api suci, apakah kita masih bisa menjadi manusia? Memang benar Yo Siauw telah berbuat<br />

tidak pantas terhadap Ngo Sian-jin, tapi bantuan kita adalah untuk Beng-kauw dan bukan<br />

untuk kepentingan Yo Siauw.<br />

Aku menyetujui pendapat Pheng Hweeshio, sambung Swee Poet Tek. Biarpun Yo Siauw<br />

sangat kurang ajar, kita harus ingat kepentingan agama kita yang lebih besar daripada<br />

kepentingan pribadi.<br />

Omong kosong! teriak Cioe Tian. Dua keledai gundul sama-sama omong kosong! Tiat Koan<br />

Toojin, Yo Siauw pernah menghancurkan pundak kirimu, apa kau masih ingat?<br />

Tiat Koan tidak menyahut. Lewat beberapa saat barulah ia berkata, Melindungi agama kita<br />

dan memundurkan musuh adalah hal yang sangat penting. Perhitungan dengan Yo Siauw<br />

dapat dibereskan sesudah musuh dipukul mundur. Dengan Ngo Sian-jin bersatu padu, tak<br />

usah kuatir bocah itu tidak tunduk.<br />

Cioe Tian mendengus, Leng Kiam, bagaimana pendapatmu? tanyanya.<br />

Kaupun rela bertekuk lutut di hadapan Yo Siauw? tegas Cioe Tian. Dahulu kita pernah<br />

bersumpah bahwa Ngo Sian-jin tak akan memperdulikan lagi urusan Beng-kauw. Apakah<br />

sumpah itu hanya omong kosong?<br />

Semua omong kosong! kata Leng Kiam.<br />

Cioe Tian gusar tak kepalang, ia melompat bangun dan berteriak, Kamu semua manusia<br />

berotak miring!<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 689

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!