20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Ketiga pendeta itu lantas saja memperlihatkan tanda2 tidak bisa bertahan lagi dan keringat<br />

mereka mengucur dari kepala dan muka. Sekonyong2 Mohan Fa menyemburkan darah dari<br />

mulutnya. Itulah bukti bahwa si pendeta sudah terluka berat, tapi sungguh aneh, sesudah<br />

darah disemburkan, te<strong>naga</strong> pihak lawan berbalik bertambah satu kali lipat. Boe Kie terpaksa<br />

menambah pula te<strong>naga</strong>nya. Di lain saat Mohan Singh, yang selebar mukanya sudah berubah<br />

merak, meyemburkan darah ke leher Kioe Coen Cia seperti tadi, te<strong>naga</strong> lawan bertambah lagi<br />

satu kali lipat. Boe Kie lantas saja mersa te<strong>naga</strong>nya mulai tertindih.<br />

Dalam keadaan terdesatk ia segera mundur dua tindak untuk mengurangi tekanan dan sesudah<br />

itu, sambil mengambil napas dalam2 ia menyerang balik. Diserang begitu, badan Mohan<br />

Singh dan Mohan Fa bergoyang2, hampir2 mereka roboh.<br />

Melihat kedua keponakan muridnya tak dapat bertahan lagi, buru2 Kioe Coen Cia membuka<br />

mulutnya dan menyemburkan darah kemuka Boe Kie. Pemuda itu miringkan kepala untuk<br />

mengegos semburan itu. Mendadak ia merasa dadanya seperti ditindih dengan besi yang berat<br />

nya berlaksa kati dan hawa dibagian tan tian bergolak2. Ia terkejut, Ia tanya nyana, ketiga<br />

pendeta itu memiliki ilmu yg sedemikian aneh. Tapi ia pun tahu, bahwa pihak lawan sudah<br />

hampir kehabisan te<strong>naga</strong>. Jika ia bisa bertahan terus, kemenangan terakhir akan direbut<br />

olehnya sendiri. Ia segera memusatkan pikirannya dan mengempos seluruh Kioe yang Sin<br />

Kang yang terdapat dalam tubuhnya. Beberapa saat kemudian Mohan Fa berlulut, tapi<br />

tangannya masih tetap menempel dipunggung Kioe Coen Cia.<br />

Baru saja Boe Kie bergiran, kupingnya mendadak mendengar suara tindakan kaki yang sangat<br />

enteng dan seorang pembokong menghantam punggungnya. Ia terkesiap dan mengibaskan<br />

tangan kanannya kebelakang untuk memunahkan serangan itu dengan Kian Koen Tay lo Ie.<br />

Tapi ia salah hitung. Te<strong>naga</strong> Kian Koen Tay lo ie yg dimilikinya berdasarkan te<strong>naga</strong> Kioe<br />

yang sin Kang. Pada saat itu hampir semua te<strong>naga</strong> itu sudah dipergunakan olehnya untuk<br />

melawan ketiga pendeta itu.<br />

Dengan demikian, te<strong>naga</strong> untuk menangkis si pembokong hanya kira2 dua bagian dari seluruh<br />

te<strong>naga</strong>nya. Begitu tangannya kebentrok dengan tangan si pembokong, begitu cepat ia merasa<br />

menerobosnya semacam hawa yang dingin luar biasa dan badannya lantas saja bergemetaran.<br />

Dilain detik, ia roboh.<br />

“Lok Sianseng, tahan!” teriak Tio Beng. Si penyerang gelap memang bukan lain daripada Lok<br />

Thung Kek.<br />

Sehabis berteriak, dengan nekad si nona menubruk dan memeluk Boe Kie. “Aku mau lihat<br />

siapa yg berani bergerak lagi!” bentaknya.<br />

Lok Thung Kek sebenarnya sudah mengangkat tangan untuk menghabiskan jiwa Boe Kie<br />

yang dipandangnya sebagai lawan terberat didalam dunia. Tapi karena pemuda itu dialingan<br />

oleh badan sang Koencoe, ia terpaksa undur kemabli dan lalu bersiul keras, sebagai isyarat<br />

bahwa Boe Kie sudah dapat dirobohkan. “Koencoe Nio nio,” katanya, “Ong ya hanya<br />

menghendaki supaya Koen coe Nio nio pulang. Beliau tak punya lain maksud. Orang ini<br />

adalah pemberontak. Mengapa Koen coe Nio nio melindungi dia?”<br />

Tio Beng sebenarnya ingin mencaci bekas orang sebawahan itu tapi sebab kuatir dia menjadi<br />

gusar dan lalu teruntuk tangan jahat terhadap Boe Kie, maka sebisa bisa ia menahan hawa<br />

amarahnya dan lalu membangunkan Boe Kie tanpa mengeluarkan sepatah kata.<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 1258

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!