20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Tapi Coei San pun tidak mengerti sebab musababnya. "Sumoay," katanya. "Apakah kau<br />

melukakan dia dengan jarum emas?"<br />

"Tidak," jawabnya. "Mungkin dia kena dipagut ulamya sendiri."<br />

Sambil menahan sakit, si tua berkata: "Tidak... anakmu yang menghantam punggungku..." Ia<br />

melirik Boe Kie dengan sorot mata heran dan takut.<br />

So So senang hatinya. "Boe Kie," katanya dengan suara bangga, "benarkah kau sendiri yang<br />

menghajamya ? Bagus! Bagus sekali!"<br />

"Jalan darah apa yang harus dibuka untuk menolongnya?" tanya Coei San dengan suara<br />

jengah. Ia merasa main, bahwa sebagai ayah ia tidak dapat menolong orang yang dihajar oleh<br />

puteranya sendiri, sehingga pertanyaan itu tidak langsung ditujukan kepada Boe Kie.<br />

So So tertawa geli. "Anak," katanya. "Thia thia menyuruh kau membuka jalanan darahrnya.<br />

Tolonglah dia! Sekarang dia sudah mengena lihaynya Cia Boe Kie."<br />

Mendengar perkataan Cia Boe Kie, Lian Cioe merasa heran. "Cia Boe Kie ?" menegasnya.<br />

"Ya," jawab Coei San sambil mengangguk. "Siauwtee telah menyerahkan anak itu kepada<br />

Gieheng dan sedari dilahirkan ia telah mengguna kan she Cia."<br />

Boe Kie menggelengkan kepalanya. "Aku tak bisa," katanya.<br />

"Mengapa tak bisa?" tanya sang ayah.<br />

"Giehoe hanya mengajar aku untuk menotok orang, tapi tidak memberitarukan cara<br />

bagaimana harus membuka totokan itu," jawabnya. Ia diam sejenak dan kemudian berkata<br />

pula: "Waktu menurunkan pelajaran itu kepadaku, Giehoe mengatakan, bahwa jika pukulan<br />

mengenai Tai-yang, Tan-tiong, Toa-twie dan Leng tay, empat jalanan darah besar, orang yang<br />

terpukul bisa lantas binasa. Aku segera menanyakan bagaimana caranya menolong orang<br />

yang terpukul. Ia nneagerutkan alis dan berselang beberapa saat, barulah ia menjawab begini:<br />

Didalam dunia, ilmu ini hanya dikenal olehku dan olehmu berdua orang. Perlu apa kau belajar<br />

cara menolongnya? Kau hanya boleh memukul musuh dengan pukutan ini. Dan kalau yang<br />

dipukul musuh, perlu apa kita menolongnya? Apakah kau mau memberi kesempatan<br />

kepadanya, supaya dibelakang hari dia bisa membalas sakit hati? Itulah jawab Giehoe<br />

terhadap pertanyaanku."<br />

Coei San dan isterinya mengakui bahwa suara itu, memang suara Cia Soea yang tangannya<br />

kejam dan kalau membabat, selalu membabat sampai diakarnya.<br />

Biar bagaimanapun jua, Ho Loosan seorang laki laki yang keras kepala. "Jie Jiehiap, Thio<br />

Ngohiap, dalam hal ini, yang bersalah memamg aku sendiri," katanya. "Hatiku tidak baik dam<br />

memang pantas aku mendapat pembalasan yang tidak baik. Sekarang aku memohon supaya<br />

kalian cepat cepat mengambil jiwaku, supaya aku tidak menderita terlalu lama."<br />

Lian Cioe menggelengkan kepala. "Tidak, kedosaanmu tidak pantas mendapat hukuman<br />

mati," katanya. "Aku meminta maaf untuk keponakanku yang sudah turun tangan tanpa<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 288

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!