20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Perkataan itu se-olah2 air dingin yang mengguyur kepala Thay Giam. Mimpipun ia tidak<br />

pernah mimpi, bahwa orang itu bisa berlaku begitu licik. Ia ingat, bahwa Boe-tong-pay tak<br />

mempunyai permusuhan apapun jugs dengan Peh bie-kauw, sedang orang itupun memiliki<br />

kepandaian tinggi, sehingga kedudukannya pasti bukan kedudukan rendah. Tapi mengapa ia<br />

menjilat lagi ludah yang sudah dibuang?<br />

"Jie Sam hiap," orang itu berkata pula. "Ada satu hal yang harus diterangkan kepadamu.<br />

Racun dari Boen sie ciam masih tidak begitu hebat tapi racun Cit-seng benar2 luar biasa.<br />

Dalam tempo dalam duapuluh empat jam semua dagingmu akan copot dan jatuh ditanah.<br />

Dalam dunia kecuali obat pemunah dari Peh bie kauw, jangankan manusia, sedang dewapun<br />

tak akan bisa menolongnya. Disamping itu andaikata sekarang aku memberikan obat<br />

pemunah, obat itu hanya bisa menolong selembar jiwamu, tapi ilmu silat Jie Sam-hiap yang<br />

tersohor dalam dunia Kangouw tak akan bisa pulih kembali untuk se-lama2nya. Perkataan itu<br />

dikeluarkan dengan suara manis dan lemah lembut, se-olah2 manusia itu sedang bicara<br />

dengan sahabat karibnya.<br />

"Hidup atau mati adalah takdir," kata Thay Giam sambil menahan amarah. "Selama hidup Jie<br />

Thay Giam belum pernah melakukan apa2 yang tidak baik, sehingga ia boleh tak usah merasa<br />

malu terhadap Langit dan bumi. Andaikata sekarang aku binasa dalam tangan seorang rendah,<br />

sedikitpun aku tidak merasa jerih."<br />

Orang itu mengacungkan jempolnya. "Bagus!," ia memuji. "Nama besarnya Boe tong Cithiap<br />

benar2 bukan nama kosong. Orang gagah yang kenal Cit-seng-teng dan Boe sie-ciam tak bisa<br />

dihitung berapa banyaknya. Kalau bukan, meminta ampun, mereka yaitu orang2 yang<br />

mempunyai tulang punggung tentu mencaci aku. Tapi orang yang seperti Jie Sam-hiap, yang<br />

tidak menghiraukan masih akan hidup, aku sungguh jarang menemui."<br />

Thay Giam mengeluarkan suara dihidung "Tapi apakah aku boleh mendapat tahu she dan<br />

nama tuan yang besar?" tanyanya.<br />

"Aku hanyalah seorang kecil dalam Peh-bie-kauw dan jika Boe-tong-pay ingin membalas<br />

sakit hati adalah Kauw coe yang akan melayaninya." jawabnya. "Malam ini, Jie Sam hiap<br />

akan mati dengan diam2."<br />

Jilid 5__________________<br />

SEMENTARA itu, karena leher dan badannya tak bisa bergerak, JieThay Giam hanya bisa<br />

melihat bendera piauw yang tertancap dipot bunga. Untuk sejenak seluruh ruangan sunyi<br />

senyap dan yang terdengar hanyalah bunyi laler yang beterbangan kian kemari. Lain suara<br />

yang didengarnya ialah suara nafas Touw Tay Kim yang ter-sengal2. Walaupun tak melihat<br />

mukanya, ia bisa menebak, bahwa Cong piauw tauw itu tengah mengawasi emas yang<br />

berkredepan dengan mata membelalak.<br />

Beberapa saat kemudian, barulah terdengar suara Touw Tay Kim: "In Toa ya, piauw apa yang<br />

mau diantar?"<br />

"Lebih dulu jawablah pertanyaanku," sahutnya. "Apakah kau bisa memenuhi tiga syarat yang<br />

diajukan olehku.."<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 89

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!