20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Mendadak dalam pekarangan yang terkurung tembok terdengar tiga kali teriakan kesakitan.<br />

Boe Kie tidak dapat memperhatikan pendeta itu lagi. Sambil menarik tangan Siauw Ciauw, ia<br />

masuk dengan berlari-lari. Sesudah melewati dua ruangan, mereka tiba di sebuah lapangan<br />

terbuka yang penuh manusia. Rombongan yang berkumpul di sebelah barat jumlahnya lebih<br />

kecil, sebagian besar sudah terluka dengan pakaian berlumuran darah. Rombongan itu adalah<br />

rombongan Beng-kauw. Jumlah rombongan yang di sebelah timur beberapa kali lipat lebih<br />

besar dan terbagi jadi enam barisan kecil. Mereka itu adalah keenam partai.<br />

Boe Kie segera saja melihat bahwa Yo Siauw, Yo Poet Hwie, Wie It Siauw, Swee Poet Tek<br />

dan yang lain-lain berada di tengah-tengah rombongan Beng-kauw. Mereka belum bisa<br />

bergerak. Di tengah gelanggang terdapat dua orang yang sedang bertempur hebat. Karena<br />

semua mata menuju ke arah pertandingan itu, maka masuknya Boe Kie dan Siauw Ciauw<br />

tidak diperhatikan oleh siapapun juga.<br />

Perlahan-lahan Boe Kie mendekati. Kedua orang itu berkelahi dengan tangan kosong.<br />

Sambaran-sambaran angin dahsyat yang keluar dari pukulan-pukulan mereka menandakan<br />

bahwa mereka adalah ahli-ahli silat kelas utama. Mereka bertempur dengan kecepatan kilat<br />

dan setiap pukulan istimewa selalu disambut dengan sorak sorai.<br />

Boe Kie mengawasi dengan hati berdebar-debar. Ia mengenali bahwa yang satu, yang<br />

bertubuh kecil adalah Boe tong Sie-hiap Thio Siong Kee, sedang lawannya adalah seorang tua<br />

yang berbadan tinggi besar, beralis putih dan berhidung bengkok seperti patok burung. Siapa<br />

kakek itu? tanyanya di dalam hati.<br />

Mendadak dari rombongan Hwa San-pay terdengar teriakan seseorang. Tua bangka Peh Bie!<br />

Lebih baik kau menyerah kalah! Kau bukan tandingan Boe tong Sie-hiap.<br />

Jantung Boe Kie memukul keras. Kalau begitu orang tua itu kakek luarnya. Peh Bie Eng-ong<br />

In Thian Ceng. Ingin sekali menubruk dan memeluk orang tua itu tapi ia tak bisa berbuat<br />

begitu.<br />

Semua orang memperhatikan jalannya pertandingan sambil menahan nafas. Di atas kepala<br />

Thio Siong Kee dan In Thian Ceng terlihat uap putih, suatu tanda mereka sedang<br />

mengeluarkan Lweekang yang paling tinggi dalam suatu pertempuran mati atau hidup. Kedua<br />

lawan sama-sama mempunyai nama besar, yang satu Peh Bie Kauwcoe dan Hoe Kauw<br />

Hoatong dari Beng-kauw, yang lain murid Thio Sam Hong dan anggota Boe Tong Cit-hiap<br />

yang menggetarkan dunia persilatan. Pertempuran ini adalah pertempuran yang akan<br />

memutuskan keunggulan antara Boe Tong-pay dan Peh Bie-kauw. Dengan mata berkilat-kilat,<br />

In Thian Ceng menyerang bagaikan angina dan hujan sedangkan Thio Siong Kee terus<br />

mempertahankan diri sesuai dengan dasar ilmu silat Boe Tong yang menguasai serangan<br />

dengan ketenangan. Siong Kee tahu bahwa lawannya yang lebih tua dua puluh tahun lebih<br />

mempunyai Lweekang yang lebih dalam. Akan tetapi, sebagai imbangan ia berusia lebih<br />

muda mempunyai keuletan yang lebih besar sehingga dalam suatu pertempuran yang lama, ia<br />

pasti akan memperoleh kemenangan.<br />

Tapi diluar dugaan, In Thian Ceng adalah seorang yang luar biasa yang jarang terdapat di<br />

dalam dunia. Meskipun sudah berusia lanjut, te<strong>naga</strong>nya tidak kalah dari orang muda.<br />

Bagaikan ombak air pasang, gelombang demi gelombang Lweekang menghantam Siong Kee.<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 738

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!