20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Mendadak ia berhenti bicara, karena tiba-tiba ia ingat bahwa In So So adalah puteri seorang<br />

pemimpin 'agama' yang sesat, sehingga dengan memuji nona Kie, seperti juga mengejek<br />

isterinya Coei San. Selagi mencari perkataan untuk memperbaiki kesalahannya, sekonyongkonyong<br />

datang seorang pelayan yang lantas saja berkata: "Jie ya, ada beberapa orang, yang<br />

mengaku sebagai sahabatmu, datang berkunjung "<br />

"Siapa?" tanya Lian Cioe.<br />

"Mereka memperkenalkan diri sebagai murid murid Ngo-hong-to" jawab sipelayan.<br />

"Jumlahnya enam orang."<br />

Lian Cioe bertiga terkejut. Apakah Siong Kee yang bertanggung jawab untuk mengusir orang<br />

orang Ngo-hong-to, mendapat kecelakaan?<br />

"Aku akan menemui mereka," kata Coei San yang kuatir keselamatan Lian Cioe yang masih<br />

belum sembuh dari lukanya.<br />

"Undang mereka masuk," kata Jiehiap kepada si pelayan.<br />

Beberapa lama kemudian, masuklah enam pria dan seorang wanita. Coei San dan Lie Heng<br />

berdiri disamping Lian Cioe siap sedia untuk menghadapi segala kemungkinan. Tapi tamutamu<br />

itu kelihatan berduka tercampur malu dan merekapun tidak membekal senjata.<br />

Begitu masuk, seorang yang rupanya menjadi pemimpin dan yang berusia kira-kira empat<br />

puluh tahun, merangkap kedua tangannya dan berkata dengan sikap hormat: "Apakah kalian<br />

Jie Jiehiap, Thio Ngohiap dan In Liok hiap dari Boe-tong-pay? Aku, Ben Ceng Hooey, murid<br />

Ngo-hong-to memberi hormat."<br />

Lian Cioe bertiga lantas sajs membalas hormat. "Beng Loosoe, selamat bertemu," kata Lian<br />

Cioe. "Kalian duduklah."<br />

Beng Ceng Hoey tidak lantas berduduk, tapi berkata pula: "Partai kami yang berkedudukan di<br />

Ho tong, propinsi San see, hanyalah sebuah partai kecil yang tidak ada artinya. Sudah lama<br />

kami mendengar nama besarnya Thio Cinjin dan Boe tong Cit hiap, hanya sebegitu jauh, kami<br />

belum mendapat kesetempatan untuk bertemu muka. Hari ini kami tiba dikaki Boe tong san.<br />

Menurut pantas, kami haruslah naik gunung untuk menemui Thio Cinjin. Tapi mendengar,<br />

bahwa beliau sudah berusia seratus tahun dan selalu hidup dengan mengasingkan diri, kami<br />

orang-orang kasar tidak berani mengganggu ketenteraman beliau. Kalau nanti sudah pulang<br />

kegunung kami mengharap Sam wie suka memberitahukan beliau, bahwa murid-murid Ngo<br />

hong to memberi selamat dan berdoa agar beliau dikurniani dengan rejeki dan umur panjang<br />

oleh Tuhan Yang Maha kuasa."<br />

Mendengar pemberian selamat kepada gurunya, Lian Cioe yang duduk diatas pembaringan<br />

batu sebab lukanya belum sembuh, buru-buru memegang pundak In Lie Heng dan turun dari<br />

pembaringan.<br />

"Terima kasih atas pemberian selamat dan doa itu," katanya seraya membungkuk.<br />

"Sehagai penduduk kampung. kami seperti kodok didalam sumur," kata pula Beng Ceng<br />

Hoey. "Kami tak tahu bagaimana luasnya langit dan lebarnya bumi. Dengan berani mati, kami<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 314

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!