20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Kalau berhasil, kita bukan saja akan bisa menolong Wie It Siauw, tapi juga bisa membantu<br />

lain2 orang yang dihinggapi penyakit yang sama. Jawabnya. Cianpwee, dia sudah pergi begitu<br />

lama dan sudah menggunakan banyak te<strong>naga</strong> dalam. Apakah mungkin, sebab terpaksa, ia<br />

menghisap darah Coe Jie?<br />

Mungkin.memang sangat mungkin, jawabnya.<br />

Boe Kie sangat kuatir dan ia lari makin keras. Tiba2 orang itu berteriak. Hei! Coba lihat, ada<br />

apa dibelakangmu?<br />

Pemuda itu menengok ke belakang. Mendadak matanya gelap dan tubuhnya terangkat dari<br />

bumi. Ia merasa badannya masuk ke dalam karung yang kemudian diangkat dan digendong di<br />

punggung orang itu. Dengan hati mendongkol ia mencoba merobeknya. Ia kaget sebab tak<br />

berhasil. Karung itu terbuat dari semacam kain yang a lot dan kuat luar biasa.<br />

Plak! orang itu memukul pantat Boe Kie. Ia tertawa lantas berkata. Bocah, jangan kau banyak<br />

lagak dalam karungku. Ku akan bawa kau ke suatu tempat yang menyenangkan. Kalau kau<br />

bersuara dan diketahui oleh lain orang, aku takkan bisa menolong jiwamu lagi.<br />

Kemana kau akan membawaku? tanya Boe Kie.<br />

Orang itu tertawa. Setelah kau masuk ke dalam karung Kian koen tay apa kau rasa bisa lari<br />

jika aku benar2 maui jiwamu? tanyanya. Asal kau dengar kata, tidak bergerak dan tidak<br />

bersuara, kau akan mendapat keuntungan.<br />

Boe Kie merasa, bahwa orang itu bicara sebenarnya dan tidak bergerak lagi.<br />

Sekonyong2 orang itu melontarkan karungnya ditanah dan tertawa terbahak2.<br />

Bocah! Kalau kau bisa keluar, kau benar2 lihay, katanya.<br />

Pemuda itu segera mengerahkan Lweekang dan kedua tangannya mendorong ke depan<br />

sekeras2nya. Tapi karung dan a lot tu tetap utuh. Ia menendang dan memukul kalang kabutan.<br />

Karung itu tetap tak bergeming.<br />

Selang beberapa lama. Orang itu tertawa dan bertanya Kau menterah?<br />

menyerah. Jawabnya.<br />

Bahwa kau bisa masuk ke dalam karungku adalah rejekimu yang besar, kata orang itu seraya<br />

mengangkat tangannya, menggendong di punggung dan lalu berlari2.<br />

Bagaimana dengan Coe Jie? tanya Boe Kie.<br />

mana aku tahu? jawabnya. Bila rewel aku akan melemparkan kau keluar dari karungku.<br />

Boe Kie ingin sekali orang itu membuktikan ancamannya, tapi ia tak berani membuka mulut<br />

lagi.<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 684

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!