20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

isa berbuat kebaikan terhadap sesama manusia, bisa menumpas kejahatan dan menolong<br />

rakyat.<br />

“Sesudah pembuatan pedang dan golok mustika itu selesai. Oey Liehiap menyerahkan To<br />

Liong To kepada Kwee Kong (paduka Kwee) Poh Louw dan Ie Thian Kiam kepada Kwee<br />

Couw Soe. Tak usah dikatakan lagi, Kwee Couw Soe telah mendapat pelajaran ilmu silat dari<br />

ayah dan ibunya, sedang Kwee Kong Poh Louw mendapat pelajaran ilmu pedang dari kedua<br />

orang tuanya. Tapi Kwee Kong Poh Louw gugur bersama-sama ayah dan ibunya. Bakat Kwee<br />

Couw Soe tidak sesuai dengan pelajaran ilmu silat dari ayahandanya. Maka itulah sebabnya<br />

mengapa ilmu silat partai kita berbeda dari ilmu silat Kwee Tayhiap.<br />

Dari para kakek seperguruannya, Cie Jiak memang sudah mendengar cara bagaimana<br />

berbagai partai persilatan berebut To Liong To, sehingga belakang mereka naik ke Boe Tong<br />

dan sebagai akibatnya, kedua orang tua Boe Kie sampai <strong>membunuh</strong> diri. Sekarang baru ia<br />

tahu, bahwa pedang dan golok itu mempunyai sangkut paut yang sangat rapat dengan Go Bie<br />

Pay.<br />

Sementara itu, Biat Coat Soethay melanjutkan penuturannya. “selama kurang lebih seratus<br />

tahun, di dalam rimba persilatan timbul gelombang hebat. Beberapa kali, pedang dan golok<br />

itu menukar majikan. Belakangan orang hanya tahu, bahwa To Liong To adalah “Boe Lim<br />

Cie Coen (yang termulia dalam rimba persilatan) dan yang dapat menandinginya hanyalah Ie<br />

Thian Kiam, tapi orang tak tahu mengapa golok itu dipandang sebagai “Boe Lim Cie Coen<br />

Kwee Kong Poh Louw mati muda. Ia tak punya keturunan dan tak punya murid yang bisa<br />

mewarisi kepandaiannya dan rahasia besar itu. Maka itulah, hanya Couw Soe seorang yang<br />

tahu rahasia itu. Selama hidupnya, Couw Soe telah beruasaha sekuat te<strong>naga</strong> untuk mencari To<br />

Liong To, tapi semua usahanya tinggal sia-sia.<br />

Pada waktu mau meninggal dan CouwSoe telah memberitahukan rahasia ini kepada Insoe<br />

(guruku yang besar badannya) It Ceng SoeThay. Insoe adalah seorang yang sangat mulia dan<br />

lemas hatinya. Ia mempunyai seorang murid durhaka. Belakangan bukan saja To Liong To<br />

tidak dicari, bahkan Ie Thian Kiam dicuri oleh soecieku itu yang mempersembahkannya<br />

kepada kaisar Goan. Insoe sangat berduka dan mati mereras. Sebelum menutup mata, ia juga<br />

memerintahkan supaya aku mengambil pulang kedua senjata mustika itu.<br />

“Ah, kalau begitu teecoe mempunyai seorang soepeh yang kurang baik. Kata Cie Jiak.<br />

Paras muka Biat Coat lantas saja berubah dingin bagaikan es. “Kau masih memanggil Soepeh<br />

kepada manusia pengkhianat itu? katanya dengan suara gusar.<br />

Si nona menundukkan kepalanya dan tidak berani menjawab.<br />

“Akhirnya murid pengkhianat itu tidak terlolos dari tanganku. Kata pula Biat Coat. “Karena<br />

hatinya jahat, ilmu silatnya tak terlalu tinggi. Kau boleh merasa bangga bahwa gurumu tak<br />

menyia-nyiakan pesan Soecouw-mu. Pada akhirnya aku berhasil membersihkan rumah tangga<br />

kita. (membersihkan rumah tangga kita berarti menyingkirkan kejahatan dalam kalangan<br />

sendiri)<br />

“Membersihkan rumah tangga kita? menegas si nona.<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 987

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!