20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Hari itu! Hari itu! yang mesti di alami setiap manusia, setiap makhluk berjiwa. Hari pulang ke<br />

alam baka.<br />

Sebagai manusia, Boe KIe yang masih muda sudah beberapa kali mengalami detik-detik mati<br />

atau hidup. Pada masa lampau, mati atau hidupnya tidak bersangkutan dengan siapapun juga.<br />

Tapi sekarang, keadaan agak berlainan. Kematiannya bukan saja menyeret Siauw Ciauw, tapi<br />

juga mempunyai hubungan dengan mati hidupnya Beng-kauw, selamat celakanya Yo Siauw<br />

dan yang lain-lain, permusuhan antara Goan-tin dengan ayah angkatnya. Ia tidak takut mati,<br />

terlebih sesudah mendengar nyanyian si nona. Tapi kalau boleh, ia tidak mau mati sekarang<br />

karena ia merasa memikul tugas-tugas yang belum diselesaikan.<br />

Ia lalu bangkit dan mendorong pula pintu batu itu. Ia merasakan mengalirnya Cin-khie di<br />

seluruh tubuhnya, sepertinya ia mempunyai te<strong>naga</strong> yang besarnya tidak terbatas, tapi tidak<br />

dapat dikeluarkan. Te<strong>naga</strong> itu seperti gelombang air bah yang tertahan oleh gili-gili. Tiga kali<br />

ia mencoba, tiga kali ia gagal.<br />

Sementara itu Siauw Ciauw sudah melukai lagi jari tangannya dan mengoleskan darahnya di<br />

kulit kambing, Thio Kongcoe, katanya. Apakah tidak baik jika kau melatih Sin-kang dari<br />

Kian koen Tay lo ie? Kau sangat cerdas dan mungkin sekali segera berhasil.<br />

Boe Kie tertawa. Para Kauwcoe dari Beng-kauw telah berlatih seumur hidup, tapi hanya<br />

beberapa orang saja yang bisa dikatakan berhasil, jawabnya. Sebagai Kauwcoe mereka pasti<br />

bukan orang sembarangan. Mereka semua mempunyai kecerdasan dan kepandaian yang<br />

sangat tinggi. Bagaimana caranya aku bisa mengharap bahwa dalam waktu singkat aku bisa<br />

berhasil dalam suatu latihan yang sukar, yang tidak dapat dilakukan oleh para mendiang<br />

Kauwcoe itu?<br />

Si nona tak menyahut. Ia menunduk dan menyanyi dengan perlahan.<br />

Hari ini ada kesenangan,<br />

Nikmatilah kesenangan itu,<br />

Hari ini bisa berlatih,<br />

Berlatihlah hari ini.<br />

Sambil tersenyum Boe Kie lalu mengambil kulit kambing itu dari tangan Siauw Ciauw dan<br />

lalu membacanya. Ia mendapati kenyataan bahwa apa yang tertulis adalah ilmu untuk<br />

menjalankan pernafasan dan menggunakan te<strong>naga</strong> dalam. Ia lalu mencoba-coba dan dengan<br />

mudah ia berhasil. Di kulit itu terdapat juga tulisan yang berbunyi sebagai berikut.<br />

Inilah Sin-kang tingkat pertama. Orang yang cerdas dan berbakat bisa berhasil dalam waktu<br />

tujuh tahun. Orang biasa harus menggunakan waktu empat belas tahun.<br />

Boe Kie heran tak kepalang. Ia berhasil dalam sekejap mata. Mengapa dalam kulit kambing<br />

tertulis harus menggunakan sedikitnya tujuh tahun?<br />

Ia segera membaca ilmu tingkat kedua dan terus berlatih. Kali inipun ia berhasil dengan<br />

mudah. Ia merasa semacam hawa dingin yang halus seperti benang seakan-akan menyambar<br />

keluar dari sepuluh jari tangannya. Di bawah ilmu itu terdapat penjelasan sebagai berikut.<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 731

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!