20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

terutama bergusar sebab dikatakan sudah mencemarkan kesuciannya Tio Beng. Tiba tiba ia<br />

terkesiap, “Celaka!” ia mengeluh di dalam hati. “Kalau orang tahu aku bersembunyi disini<br />

berdua dua, biarpun bersumpah berat, orang takkan percaya kebersihanku.”<br />

“Sesudah jatuh ke dalam tangan penjahat cabul itu, Cioe Cie Jiak Kouwnio mungkin tak dapat<br />

mempertahankan lagi kesuciannya,” kata pula Cong kang Tiangloo.<br />

“Song heng tee, kau tak usah jengkel. Kami pasti akan merebut pulang isterimu yang tercinta.<br />

Peristiwa Kie Siauw Hoe pasti tidak akan terulang.”<br />

“Benar,” menyambut Cie hoat Tiangloo, “Perkataan Toako benar sekali. Dahulu Boe tong pay<br />

tidak bisa membantu In Lie Heng dan sekarang partai itu juga tidak bisa membantu Song<br />

Ceng Soe. Sekarang Song heng tee sudah masuk ke dalam Kay pang. Apabila kita tidak bisa<br />

membela sakit hatinya dan tidak bisa mewujudkan angan angannya, perlu apa dia menjadi<br />

murid enam karung dari partai kita, sedang di dalam Boe tong pay ia seorang calon Ciang<br />

boen jin?”<br />

Sekali lagi para pengemis berteriak teriak, mencaci Boe Kie habis habisan.<br />

Tio Beng menempelkan bibirnya di kuping Boe Kie dan berbisik. “Ah!… kau penjahat<br />

cabul!” bisiknya bernada gusar, duka dan cinta, sehingga jantung Boe Kie kembali berdebar2.<br />

“Kalau dia tidak begitu kejam, aku sungguh beruntung jika bisa menikah dengannya,”<br />

katanya di dalam hati.<br />

Sementara itu dengan suara perlahan Song Ceng Soe menghaturkan terima kasih kepada<br />

pengemis yang mau membela dirinya.<br />

Cie hoat Tiangloo adalah seorang yang sangat berhati hati dan ia bertanya pula, “Song heng<br />

tee, apakah kau tahu cara bagaimana Beng beng Koencoe dipincuk si penjahat cabul?”<br />

“Latar belakangnya kutak tahu,” jawabnya. “Aku hanya tahu, Beng beng koencoe pernah<br />

menyateroni Boe tong san dengan pemimpin sejumlah jago jago untuk menangkap Thay<br />

soehoe. Tapi begitu bertemu dengan si penjahat, ia segera mengundurkan diri, sehingga<br />

bencana itu dapat dielakkan. Selama dua puluh tahun lebih Sam soesiok Jie Thay Giam<br />

bercacat. Beng beng koencoe lalu menghadiahkan serupa obat kepada si penjahat sehingga<br />

Sam soesiok menjadi sembuh.”<br />

Itulah kata Cie hoat Boe tong pay adalah paku di mata kerajaan Goan. Kalau Beng beng<br />

koencoe tidak terpincuk ia tentu tak akan menyerahkan obat kepada si penjahat. Dilihat begini<br />

biarpun wataknya jahat, penjahat itu telah membuang budi kepada Thay soehoemu dan para<br />

pamanmu.”<br />

“Ah!” tiba tiba Tan Yoe Liang berseru. “Melaporkan kepada Pangcoe, bahwa sesudah<br />

mendengar pembicaraan tadi, aku sekarang mempunyai serupa tipu yang bisa menaklukan<br />

penjahat cabul itu. Dengan tipu ini, seluruh Mo kauw dari atas sampai bawah akan menuruti<br />

perintah partai kita!”<br />

Soe hwee Liong kegirangan. “Tan Heng tee, lekas beritahukan tipumu itu!” katanya.<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 1155

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!