20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

menolak pintu. Hatinya agak lega karena di dlam kamar tak terjadi perubahan dan si cantik<br />

masih berbaring di ranjang dengan tubuh tertutup kasur. Setelah menapal pintu, ia berkata<br />

sambil tertawa, “Nona cantik, aku akan membuka jalan darahmu. Tapi aku mengharap kau tak<br />

mengeluarkan suara. Seraya berkata begitu, ia memasukkan tangannya ke bawah kasur untuk<br />

menotok punggung Han Kie.<br />

Mendadak, mendadak saja, ia merasa pergelangan tangannya dicengkeram dengan jari-jari<br />

tangan yang keras bagaikan besi dan berbareng te<strong>naga</strong>nya habis. Kasur tersingkap dan dari<br />

bawah kasur keluar seorang pendeta rambut panjang, Kouw Touwtoo!<br />

Dengan tangan kanan mencekal pergelangan tangan si kakek, Hoan Yauw segera menotok<br />

sembilan belas hiat utama sekujur badan Lok Thung Kek, sehingga jago itu benar-benar tidak<br />

berdaya lagi dan hanya bisa mengawasi musuh dengan mata melotot.<br />

Sambil menuding hidung si kakek, Hoan Yauw berkata, “tua bangka! Aku tak pernah<br />

mengubah she atau menukar nama. Aku adalah Kong Beng Yoe Soe dari Beng Kauw, Hoan<br />

Yauw namaku. Kau sudah kena ditipu olehku dan Cuma-Cuma saja kau selalu<br />

membanggakan diri sebagai manusia yang pintar dan cerdas. Sebetulnya kau tak lebih dan tak<br />

kurang daripada manusia goblok. Kalau kini aku akan <strong>membunuh</strong>mu, aku mengampuni<br />

jiwamu, jika kau mempunyai nyali, di belakang hari kau boleh mencari Hoan Yauw untuk<br />

membalas sakit hatimu. Sebab kuatir Lok Thung Kek berhasil membuka jalan darahnya<br />

dengan jalan menggunakan Lweekang sendiri. Sesudah berkata begitu, ia menghantam kaki<br />

tangan si kakek sehingga tulang-tulangnya patah. Hoan Yauw adalah seorang anggota Beng<br />

Kauw yang masih memiliki Sia Khie (sifat-sifat sesat) Sesudah mematahkan tulang si kakek,<br />

ia masih belum merasa puas. Sambil menyeringai, ia membuka pakaian Lok Thung Kek dan<br />

merendengkannya dengan mayat Han Kie kemudian menggulung dua sosok tubuh itu. Satu<br />

manusia hidup, dan satu mayat dengan satu kasur. Sesudah itu, barulah ia mengambil kedua<br />

tongkat Lok Thung Kek, membuka salah sebuah cabang tanduk menjangan dan menuang<br />

semua obat pemunah. Dengan hati gembira, dia segera pergi ke berbagai kamar tahanan dan<br />

membagi obat kepada Kong Boen Taysoe, Song Wan Kiauw, Jie Lian Cioe, dan yang lainlain.<br />

Dalam memberi pertolongan, beberapa kali ia harus menerangkan secara panjang lebar<br />

kepada orang-orang yang bersangsi, sehingga ia harus menggunakan waktu banyak sekali.<br />

Kamar yang paling akhir dikunjungi ialah kamar Biat Coat Soethay. Melihat sikap si nenek, ia<br />

sengaja mengeluarkan kata-kata yang membangkitkan hawa amarah. Dengan berbuat begitu,<br />

hatinya senang, sebab pada hakikatnya ia membenci pemimpin Go Bie Pay itu yang pernah<br />

membinasakan banyak anggota Beng Kauw.<br />

Tapi baru saja tugasnya selesai dan hatinya tergirang-girang, sekonyong-konyong di kaki<br />

menara terdengar teriakan-teriakan ramai. Dengan kaget, ia mamasang kuping. Diantara suara<br />

ramai-ramai itu, ia menangkap teriakan Ho Pit Ong. “Kouw Touwtoo mata-mata musuh!<br />

Tangkap! Tangkap dia!<br />

Hoan Yauw mengeluh. “Celaka! Siapa yang menolong bangsat itu? ia menengok ke bawah<br />

dan melihat, bahwa menara itu sudah dikurung oleh Ho Pit Ong dan sejumlah besar boesoe.<br />

Hampir berbareng, dua batang anak panah yang dilepaskan oleh Soem Sam Hwie dan Lie Sie<br />

Coei menyambar dirinya. “Bangsat! Hebat sungguh kau menyiksa kami! caci Soem Sam<br />

Hwie.<br />

Siapa yang menolong ketiga orang itu? Dengan totokan Hoan Yauw, tanpa ditolong tak<br />

gampang mereka bisa menolong diri sendiri. Yang menolong adalah rombongan boesoe<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 992

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!