20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Walaupun tengah menghadapi bencana Hoan Yauw tertawa terbahak-bahak. “Loo Soethay!<br />

teriaknya, “dia mengatakan bahwa aku adalah kecintaanmu dan Cioe Kouw Nio adalah puteri<br />

kita berdua.<br />

Paras muka si nenek berubah merah padam. Dengan disoroti sinar api, muka itu sungguh<br />

menakuti. “penjahat she Ho! bentaknya. “Naik kau! <strong>Mar</strong>i kita bertempur sampai ada yang<br />

mampus!<br />

Di waktu biasa, Ho Pit Ong pasti akan segera menyambut tantangan itu. Sedikitpun aku tidak<br />

merasa takut terhadap Ciang Boen Jin Go Bie Pay. Tapi sekarang kakaknya berada dalam<br />

tangan musuh dan ia tidak berani mengubar napsu amarahnya.<br />

“Kouw Touwtoo, itulah keterangan yang diberikan olehmu sendiri, katanya.<br />

Hoan Yauw kembali tertawa besar. Baru saja ingin mengejek si nenek, di kaki menara<br />

terdengar suara ribut yang sangat hebat. Cepat-cepat ia melongok ke bawah. Diantara musuh<br />

diringi suara gemerencengnya senjata-senjata yang jatuh di tanah. Orang itu Kauw Coe Thio<br />

Boe Kie.<br />

Begitu lekas Boe Kie turun tangan, lima batang pedang dari kelima hc yang mengurung Wie<br />

It Siauw lantas saja terpental ke tengah udara. Wie Hok Ong girang tak kepalang. Dengan<br />

sekali melompat, ia sudah berada di samping Boe Kie dan berbisik, “Kauw Coe, aku mau<br />

pergi ke gedung Jie Lam Ong untuk melepas api. Boe Kie mengerti maksudnya dan segera<br />

mengangguk. Ia tahu, bahwa dengan beberapa orang kalau pihaknya tidak berhasil dalam<br />

waktu cepat, musuh segera mengirim bala bantuan maka usaha menolong tokoh-tokoh<br />

keenam paratai bisa gagal semua. Didalam hati, ia memuji siasat Ceng Ek Hok Ong yang<br />

sangat lihai. Begitu lekas Ong Hoe kebakaran, para boesoe pasti akan buru-buru pulang untuk<br />

melindungi keluarga raja muda itu. Dilain saat, dengan sekali berkelabat, Wie Hok Ong sudah<br />

berada di atas tembok kelenteng yang tinggi.<br />

Sesudah Wie It Siauw berlalu. Boe Kie menengadah dan berteriak, “Hoan Yoe Soe,<br />

bagaimana kau?<br />

“Celaka besar! jawabnya, “Jalanan turun terputus, aku tidak dapat meloloskan diri lagi!<br />

Sesaat itu, empat belas anggota Thian Liong Sip Pat Po serentak menerjang dan mengepung<br />

Boe Kie dari berbagai jurusan. Melihat jumlah musuh yang sangat besar, pemuda itu<br />

berpendapat bahwa jalan satu-satunya adalah membekuk pemimpin rombongan yang<br />

memakai topi emas untuk memaksa dia memadamkan api. Dengan sekali melompat, ia sudah<br />

menoblos dari kepungan bagaikan gerakan seekor ikan. Dilain saat dia sudah berhadapan<br />

dengan Ong Po Po. Tapi sebelum ia sempat bergerak, sebatang pedang menyambar dadanya.<br />

“Thio Kauw Coe, jangan lukai kakakku! kata orang yang menikam yang bukan lain daripada<br />

Tio Beng. Sambaran pedang itu disertai dengan hawa yang sangat dingin dan Boe Kie tahu,<br />

bahwa ia berhadapan dengan Ie Thian Kiam. Bagaikan kilat, ia berkelit ke samping.<br />

“Lekas kau perintah orang memadamkan api dan melepaskan semua tahanan, kata Boe Kie.<br />

“Kalau tidak, aku tak akan berlaku sungkan lagi.<br />

“Thian Liong Sip Pat Po! teriak Tio Beng. “Orang itu berkepandaian sangat tinggi. Kepung<br />

dia dengan barisan Thian Liong Tin!<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 999

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!