20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Sesudah memiliki kitab ilmu perang, kau harus mencari seorang pecinta negeri yang berhati<br />

mulia untuk mewarisi kitab tersebut. Sebelum menyerahkannya, kau harus menyuruh dia<br />

bersumpah, bahwa dengan segala usaha dan kepandaiannya, dia akan mencoba untuk<br />

mengusir kaum penjajah. Kitab ilmu silat harus dipelajari olehmu sendiri. Dalam seluruh<br />

penghidupannya, gurumu mempunyai dua angan-angan, yang pertama adalah mengusir Tat<br />

Coe dan merampas pulang negara kita. Yang kedua adalah mengangkat derajat Go Bie Pay<br />

sedemikian rupa sehingga partai kita berada di sebelah atas Siauw Lim , Boe Tong dan lain<br />

partai. Sehingga partai kita menjadi partai yang paling terutama dalam rimba persilatan.<br />

Kedua angan itu memang sukar tercapai. Tapi sekarang kita sudah melihat satu jalanan.<br />

Apabila kau mentaati pesan gurumu, belum tentu kau tidak akan berhasil, di alam baka<br />

gurumu akan merasa sangat berterima kasih terhadapmu.<br />

Baru ia sampai di situ, pintu sudah digedor oleh Lok Thung Kek.<br />

“Masuklah! kata Biat Coat.<br />

Pintu terbuka, tapi yang masuk bukan Lok Thung Kek. Yang masuk adalah Kouw Touwtoo.<br />

Biat Coat tidak menjadi heran. Baginya Lok Thung Kek atau Kouw Touwtoo tidak berbeda,<br />

“Bawa anak itu keluar, katanya sambil mengibaskan tangan. Ia tidak mau muridnya<br />

menyaksikan waktu ia <strong>membunuh</strong> diri. Karena khawatir si murid tidak dapat<br />

mempertahankan diri.<br />

Namun diluar dugaan Kouw Touwtoo mendekati dan berbisik: “telanlah obat pemunah ini.<br />

Sebentar, kalau di luar suara ribut, kau harus turut menerjang keluar.<br />

Biat Coat heran dan bingung. “Siapa tuan? tanyanya. “Mengapa tuan menyerahkan obat<br />

pemunah kepadaku?<br />

“Aku dari Kong Beng Yoe Soe dari Beng Kauw dan aku bernama Hoan Yauw. Aku berhasil<br />

mencuri obat ini dan aku sengaja datang untuk menolong Soe Thay, jawabnya.<br />

Darah si nenek lantas saja meluap. “Penjahat Mo Kauw! bentaknya. “Sampai saat ini kau<br />

masih coba mempermainkan aku?<br />

Hoan Yauw tertawa, “Baiklah! katanya. “Aku tak membantah anggapanmu. Apa kau<br />

mempunyai nyali untuk menelannya? Begitu masuk di perut, racun ini akan memutuskan isi<br />

perutmu.<br />

Tanpa mengeluarkan sepatah kata, si nenek menyambut bubuk yang diangsurkan kepadanya,<br />

membuka mulut dan lalu menelannya.<br />

“Soehoe… soehoe!... teriak Cie Jiak.<br />

“Jangan ribut! bentak Hoan Yauw. “Kaupun harus menelan racun ini.<br />

Si nona terkejut, tapi ia tak berdaya karena badannya sudah dipeluk dan mulutnya dibuka.<br />

Dengan cepat, Hoan Yauw memasukkan bubuk obat dan menuang air ke dalam mulut si nona<br />

sehingga obat pemunah itu lantas saja masuk ke dalam perut.<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 990

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!