20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Selagi mereka berbicara, murid2 Go Bie yg tertotok jalan daranya terus berteriak2. Ceng Coe<br />

coba menolong, tapi tidak berhasil.<br />

Ternyata ilmu totok Kim hoa popo bebeda dari ilmu totok yg dikenal di rimba persilatan dan<br />

hanyalah yg sudah mempelajarinya barulah bisa membukanya. Sebagai seorang yg pernah<br />

menolong sejumlah jago yg dilukai sinenek, Boe Kie sudah mengenal kelihaian nya orang tua<br />

itu.<br />

“Cioe Kaownio, bagaimana? Apa kau sudah merasa takluk terhadapku? tanya nenek itu.<br />

Ilmu silat partai kami sangat dalam bagaikan lautan dan seseorang yg mempelajarinya tak bisa<br />

berhasil dalam waktu yg singkat, jawab si nona. “Kami masih berusia muda tertu saja kami<br />

belum bisa menandingin popo. Tapi dikemudian hari, kemajuan kami tiada batasnya.<br />

Si nenek tertawa, “Bagus! katanya. “Kalau begitu, sekarang Kim hoa Popo meminta diri.<br />

Dihari kelak, kapan ilmu silatmu telah tidak terbatas, barulah kau membuka jalan darah dia.<br />

Sehabis berkata begitu, ia menuntun tangan Coe Jie, memutar badan dan berjalan pergi.<br />

Cie Jiak terkejut. Kalau si nenek pergoi, saudara saudari seperguruannya pasti akan binasa.<br />

“Popo, tahan dulu! katanya. “Aku memohon popo suka menolong sucie dan suhengku.<br />

“Aku bersedia untuk menolong, asal saja kau mau berjanji, bahwa mulai kini orang2 Go Bie<br />

pay harus menyingkir dari tempat2, dimana aku dan Coe Jie berada,jawabnya.<br />

Nona Cioe mengawasi si nenek dengan rasa mendongkol. Sebagai Ciang boenjin, mereka<br />

pasti tidak bisa memberi janji itu yg berarti runtuhnya Go Bie pay.<br />

Kim hoa popo tertawa. “Kalau kau tidak mau menurunkan keangkeran Go Bie pay, aku pun<br />

tak mau memaksa, asal saja kau suka meminjamkan Ie thian kiam kepadaku, katanya. “Begitu<br />

lekas kau menyerahkan pedang itu kepadaku, aku akan segera menolong suci dan suhengmu.<br />

“Sebagaimana popo tahu, karena ditipu oleh kerajaan, kamu, guru dan murid, telah tertawan<br />

dan terkurung dimenara kelenteng Ban hoat sie, kata si nona. “Cara bagaimana Ie thian kiam<br />

masih bisa berada di dalam tangan kami?<br />

Si nenek memang sebenarnya telah menduga hal itu. Dalam mengajukan permintaan, dia tahu<br />

harapannya sangat tipis. Tapi mendengar jawabannya Cie Jiak,paras mukanya lantas saja<br />

terlihat sinar putus harapan. Tiba2 ia membentak, “Cioe Kouwnio! Jika kau mau melindungin<br />

nama Go bie pay, kau tidak melindungi jiwamu sendiri… Ia mengeluarkan sebutir pel dan<br />

berkata pula, “Inilah racun yang bisa memutuskan usus manusia. Setelah kau menelannya,<br />

aku segera akan menolong mereka.<br />

Sambil menyubiti pel itu, Cie Jiak berkata didalam hatinya, “Suhu memerintahkan aku untuk<br />

menipu Tio Kongcu dan aku sebenarnya tak bisa berbuat begitu. Daripada hidup menderita,<br />

memang lebih baik aku lantas mati.<br />

“Cioe sumoi, jangan telan racun itu ! teriak Cengcoe.<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 1022

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!