20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Tio Beng berlatih berulang2. setiap kali ia membacok iga Mokopas dengan menggunakan<br />

te<strong>naga</strong>. Sehingga, biarpun pedang itu pedang kayu si pendeta soe hoa harus merasai kesakitan<br />

hebat, sebab harus menerima pukulan berulang2 ditempat yang sama. Tapi walaupun<br />

berjengit2. Mokopas sama sekali tidak memperlihatkan rasa jengkel. Sesudah memahami<br />

beberapa pukulan, Tio Beng lalu memanggil Unwol dan berlatih dengan pendeta itu dalam<br />

pukulan2 Ho Thay Ciong yang tadi merobohkan si pendeta.<br />

Melihat begitu Boe Kie segera mengerti latar belakang kejadian itu. Dengan suatu tipu Tio<br />

Beng telah memenjarakan tokoh2 berbagai partai di Ban Hoat Sie dan menekan Lweekang<br />

mereka dengan menggunakan obat. Dengan cara itu ia mencoba ahli2 silat tersebut menekluk<br />

kepada kerajaan Goan. Karena tujuan yang pertama tidak berhasil, maka ia memerintahkan<br />

orang2nya bertanding dengan tokoh2 itu. Sedang ia sendiri memperhatikan jalannya<br />

pertandingan untuk mencuri pukulan2 yang paling lihay dari berbagai partai. Dari sini<br />

dapatlah dilihat, bahwa nona yang cantik itu telah menjalankan tipu daya.<br />

Sekarang Tio Beng berlatih dengan Helin Po hu. Sesudah beberapa lama ia kelihatan<br />

bersangsi dalam beberapa jurus yang terakhir. Ia menengok dan bertanya. Lok Thung kek, apa<br />

begini?<br />

Si kakek muka hitam terkejut dan sambil berpaling ke sebelah kiri, ia berkata Saudara Ho, apa<br />

kau lihat tegas pukulan2 itu?<br />

Tio Beng tersenyum Kauw soehoe katanya. Aku mohon petunjukmu.<br />

Seorang Tauw too (pendeta ) yang berambut putih lantas saja bertindak keluar. Dia bongkok<br />

dan pincang, sedang mukanya penuh dengan bacokan golok, sehingga hampir tidak dapat<br />

dikenali. Disamping itu, ia bertubuh tinggi besar, sehingga biarpun bongkok, ia tidak lebih<br />

kate daripada Lok Thung Kek. Tanpa mengeluarkan sepatah kata, ia mengambil pedang kayu<br />

daro tangan Tio Beng dan segera menyerang Helin Pohu dengan pukulan2 Koen Lun Kim<br />

hoat. Gerak2annya adalah sedemikian lincah, sehingga ia seolah2 sudah mempelajari ilmu<br />

pedang itu selama puluhan tahun.<br />

Seperti Ho Thay Ciong, Kauw Tauw too tidak menggunakan te<strong>naga</strong> dalam, sedang Helin<br />

Pohu menyerang dengan sekuat te<strong>naga</strong>. Sesudah bertanding beberapa saat. Sambil<br />

membentak Helin Pohu menyabet dengan toyanya. Sebagian lilin padam karena angin<br />

pukulan itu. Itulah pukulan yang mematahkan pedang Ho Thay Ciong. Menghadapi sabetan<br />

dahsyat itu Kauw Tauw too memperlihatkan kegesitannya. Bagaikan walet yang terbang<br />

diatas air, pedangnya berkelebat, menempel di badan toya dan menapas ke depan,<br />

menghantam tangan Helin Pohu yang lantas kesemutan. Trang! toya itu jatuh dilantai. Muka<br />

Helin Pohu berubah merah. Ia tahu bahwa jika pedang itu pedang baja, jari2 tangannya tentu<br />

sudah terbabat putus, Aku menyerah kalah! katanya sambil membungkuk dan lalu menjemput<br />

toyanya.<br />

Dengan kedua tangan Kauw Tauw too segera memulangkan pedang kayu kepada Tio Beng.<br />

Kauw Soehoe kata si nona sambil tersenyum Apakah pukulan yang terakhir juga Koen loen<br />

Kiam hoat?<br />

si pendeta manggutkan kepalanya.<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 941

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!