20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Mengapa Thio Kauwcoe menganggap aku sebagai orang luar? kata si nona. Kita semua samasama<br />

berkelana dalam dunia Kangouw. Kata orang: Umat manusia di empat lautan adalah<br />

masih saudara. Jika kalian tidak mencela, siauw-moay ingin sekali mengikat tali persahabatan<br />

dengan kalian. Kalau Kauwcoe memerlukan suatu keterangan, asal saja siauw-moay tahu,<br />

siauw-moay pasti akan memberi penjelasan dengan seterang-terangnya.<br />

Kalau begitu baiklah, kata Boe Kie. Apa yang ingin aku menanyakan ialah, darimana Tio<br />

Kauw-nio mendapat Ie-thian Po kiam itu?<br />

Tio Beng bersenyum. Ia membuka pedang dari pegangannya dan menaruhnya di atas meja.<br />

Semenjak bertemu tak henti2nya kalian mengawasi pedang ini, katanya. Mengapa begitu?<br />

Apakah Kauw coe bisa memberitahukan sebab musababnya?<br />

Ie thian kiam adalah milik Biat coat Soethay dari Go bie pay, jawabnya. Saudara2 dari agama<br />

kami banyak sekali yang binasa di bawah pedang itu. Dadaku sendiri pernah ditikam dengan<br />

pedang itu, sehingga hampir2 jiwaku melayang. Itulah sebabnya mengapa kami sangat<br />

memperhatikannya.<br />

Thio Kauw coe mempunyai Sin kang yang tiada tandingannya dalam dunia ini, kata Tio<br />

Beng. Menurut cerita orang, dengan menggunakan Kian koen Tay lo ie, Thio Kauwcoe telah<br />

merampas Ie thian kiam dari tangan Biat coat Soethay. Bagaimana Kauw coe sampai kena<br />

dilukai? Selanjutnya siauw moay dengar, bahwa yang melukai Kauw coe adalah seorang<br />

murid wanita Go bie pay yang ilmu silatnya tak seberapa tinggi. Hal ini dengan sesungguhnya<br />

tidak dapat dimengerti olehku. Ia mengucapkan kata2 itu sambil mengawasi Boe Kie dengan<br />

sorot mata tajam, sedang di kedua ujung bibirnya tersungging senyuman, tapi bukan<br />

senyuman biasa.<br />

Paras muka Boe Kie lantas saja berubah merah. Dari mana dia tahu kejadian itu? tanyanya di<br />

dalam hati. Dengan paras jengah ia menjawab, Serangan itu datang dengan tiba-tiba, sedang<br />

aku sendiri kurang waspada.<br />

Kalau tak salah, Cioe Cie Jiak Cioe Cie cie cantik luar biasa kata pula si nona sambil tertawa.<br />

Bukankah begitu?<br />

Selebar muka Boe Kie jadi makin merah. Ah! Kau suka sekali berguyon katanya. Ia<br />

mengangkat cawan, tapi sebelum menceguk isinya tangannya bergemetar sehingga sebagian<br />

arak tumpah membasahi tangan bajunya.<br />

Si nona bersenyum dan berkata. Siauw moay tak kuat minum, kalau minum lagi mungkin<br />

sekali siauw moay akan melanggar adat. Sekarang saja siauw moay sudah mengeluarkan katakata<br />

yang tak pantas. Siauw moay ingin minta permisi untuk masuk sebentar guna menukar<br />

pakaian dan akan segera kembali. Kalian jangan berlaku sungkan dan makanlah secara bebas.<br />

Seraya berkata begitu, ia berbangkit dan sesudah memberi hormat, ia bertindak keluar dari<br />

Soei-kok. Pedang Ie thian-kiam ditinggalkan di atas meja.<br />

Sementara itu, para pelayan terus mengeluarkan piring-piring makanan.<br />

Para pemimpin Beng kauw saling mengawasi dan lantas berhenti makan. Lama juga mereka<br />

menunggu, tapi Tio Beng belum juga kembali.<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 848

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!