20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Sedari di keroyok oleh enam partai besar, mereka telah menerima banyak hinaan dan<br />

kedongkolan sudah bersusun tindih.<br />

Malam itu Yo Siauw mengawasi Boe Kie dan menceritakan segala sesuatu mengenai agama<br />

mereka, seperti sejarah, peraturan2, pengaruh dan kekuatan diberbagai tempat, kepandaian<br />

dan watanya tokoh2 yg terkemuka.<br />

Selagi beromong2 tiba2 terdengar suara rantai dan Siauw Ciauw masuk dengan membawa<br />

nampan teh. Setelah menaruh kedua cangkir dihadapan pemimpin itu, ia segera keluar lagi.<br />

Sekonyong2 Boe Kie teringat sesuatu dan ia segera berkata, Yo Co soe, selama beberapa hari<br />

ini nona kecil itu tidak pernah melakukan pelanggaran apa2. Kuharap kau suka membuka<br />

rantainya.<br />

Baiklah, kata Yo Siauw yang lantas saja memanggil putrinya. Poet Hwie, Kauw Coe ingin<br />

supaya Siauw Ciauw dilepaskan, katanya. Kau bukalah kuncinya.<br />

Anak kunci berada dalam lemari, dalam kamarku, jawabnya. Aku tidak membawanya kemari.<br />

Tak apa, nanti saja, kata Boe Kie.<br />

Kurasa anak kunci itu takkan terbakar lumer.<br />

Sesudah puterinya keluar, Yo Siauw berkata, Kauw Coe, biarpun Siauw Ciauw masih berusia<br />

muda, tindakan2nya sangat aneh. Kita harus berhati2.<br />

Siapa nona itu? Bagaimana asal usulnya? tanya Boe Kie.<br />

Pada waktu kira2 setengah tahun yg lalu, waktu aku bersama Poet Hwie jalan2 dibawah<br />

gunung, tiba2 kulihat dia sedang menangis di gurun pasir sambil memeluk dua mayat, kata<br />

Yo Siauw. Aku menghampiri dan menanya. Ia mengatakan, bahwa kedua mayat itu adalah<br />

jenazah ayah ibunya. Menurut penuturannya, sebab sang ayah membuat suatu pelanggaran di<br />

Tiong Goan, maka mereka ayah, ibu dan anak tiga orang dihukum untuk bekerja dalam<br />

tentara See Hek. Beberapa hari yg lalu, mereka melarikan diri karena tak tahan di hina dan di<br />

persakiti perwira Mongol. Tapi akhirnya, sebab sudah terluka dan habis te<strong>naga</strong>, kedua orang<br />

tua itu meninggal dunia. Biarpun romannya jelek, aku merasa kasihan. Sesudah mengubur<br />

kedua jenazah itu, dan mengajaknya pulang dan menyuruh menemani Peot Hwie.<br />

Boe Kie manggut2kan kepalanya.<br />

Kalau begitu Siauw Ciauw yatim piatu, sama seperti aku, katanya didalam hati.<br />

Sesudah berdiam sejenak, Yo Siauw berkata pula, Sesudah Siauw Ciauw berdiam di Kong<br />

beng teng, pada suatu hari, ketika aku mengajar ilmu silat kepada Poet Hwie, itu terjadi<br />

sesuatu yg luar biasa. Aku mencoba memberi penjelasan tentang kedudukan keenam puluh<br />

empat dari Pat Kwa. Anehnya Poet Hwie masih belum mengerti, mata Siauw Ciauw sudah<br />

mengawasi kedudukan yg benar.<br />

Mungkin sekali sebab dia berotak sangat cerdas, kata Boe Kie.<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 821

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!