20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

teecoe untuk bunuh diri selalu gagal. Beberapa bulan kemudian, seorang musuhnya<br />

menyatroni dan dengan menggunakan kesempatan itu, teecoe baru<br />

bisa kabur. Teecoe hamil, tapi tidak berani memberitahukan Soehoe dan belakangan teecoe<br />

melahirkan seorang anak perempuan dengan diam diam."<br />

"Apa kautidak berjusta?" tanya sang guru dengan bengis.<br />

"Biarpun mesti mati berlaksa kali, teecoe tak akan berani berjusta " jawabnya.<br />

Untuk beberapa lama Biat coat menundukkan kepala. Akhirnya ia berkata. "Kasihan! Siauw<br />

Hoe, kau sangat tidak beruntung. Dalam hal ini, bukan kau yang bersalah."<br />

Mendengar perkataan sang guru, Teng Koen sangat mendongkol. Ia mendapat lain bukti,<br />

bahwa sang guru sangat menyayang adik seperguruan itu. Dengan sorot mata membenci ia<br />

melirik Siauw Hoe.<br />

Sesudah menghela napas Biat coat bertanya. "Sekarang bagaimana pikiranmu? Apa yang mau<br />

dilakukan olehmu ?"<br />

Air mata Siauw Hoe mengucur deras. "Atas kemauan ayah, teecoe telah ditunangkan dengan<br />

In Liok ya dari Boe tong pay," jawahnya dengan suara parau. "Sesudah kejadian itu,<br />

pernikahan tak akan dapat dilangsungkan lagi. Teecoe hanya ingin memohon permisi Soehoe<br />

supaya teecoe boleh mencukur rambut untuk menjadi pendeta."<br />

Sang guru menggelengkan kepala. "Itupun bukan jalan yang sempurna," jawabnya. "Siapa<br />

namanya lelaki itu ?"<br />

Siauw Hoe menunduk dan menjawab dengan suara perlahan. "Dia she Yo, namanya Siauw"<br />

Mendadak, mendadak saja, Biat coat mencelat dari kursinya, dengan jubahnya dikibarkan,<br />

sehingga meja terlempar.<br />

Boe Kie terkesiap, sedang ketiga murid Go bie pay itupun tak kurang kaget nya.<br />

"Yo Siauw!" teriak Biat coat Soethay, "Apakah dia Yo Siauw, si raja siluman dari agama<br />

Beng Kauw, yang menamakan diri sebagai Kong beng Soe cia ?" (Kong beng Soe cia -<br />

Utusan Terang benderang)<br />

"Dia... dia memang orang Beng kauw," jawab Siauw Hoe dengan suara gemetar. "Dia..... dia<br />

kelihatannya ....... mempunyai.... mempunyai kedudukan tinggi dalam agama itu."<br />

Muka Biat coat merah padam. "Dimana dia?" bentaknya pula, "Aku mau cari dia!"<br />

"Menurut keterangannya, dia bertempat tinggai dipuncak Co bong hong dipegunungan Koen<br />

loen san," jawabnya, "Tempat tinggalnya itu hanya di beritahukan kepada teecoe seorang.<br />

Tiada orang lain yang mengetahuinya. Soehoe, apa dia musuh partai kita?"<br />

"HMm!" Biat coat mengeluarkan suara dihidung, "Bukan hanya musuh besar dari partai kita,<br />

Toa soepehmu, Kouw hung Coen cia dan pentolan Koen loen pay, Yoe liong coe, mati karena<br />

memedi Yo Siauw."<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 489

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!