20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

"Memang umumnya, seorang tabib kenamaan mesti telah berusia lima atau enam puluh<br />

tahun." ia berkata untuk mengumpak, "Maka itu luar biasa Siauw Sinshe, yang usianya masih<br />

muda sekali tetapi kepandaiannya kau sangat langka. Maka itu. Sinshe, aku mohon sukalah<br />

kau menolongi kami?"<br />

Si orang terokmok she Nio yang romannya seperti hartawan turut bicara.<br />

"Kami empat belas orang, didalam kalangan kang ouw, kami mempunyai juga sedikit nama,"<br />

katanya, "Maka itu, jikalau kami dapat ditolong oleh Siauw Sinshe, setelah kami pulang nanti,<br />

pasti kami akan menguwarkan kepandaian Sinshe ini supaya namanya menjadi kesohor<br />

hingga di dalam satu malam, kau akan jadi terkenal diseluruh negeri!"<br />

Dasar masih terlalu muda, dan tidak punya pengalaman, Boe Kie tertarik kata-kata yang<br />

mengumpak-umpak itu, hatinya menjadi girang.<br />

"Apakah bagusnya nama kesohor diseluruh negeri ?" katanya. "Ouw Sinshe sendiri tidak<br />

dapat menolong kalian, apalagi aku ? Apakah yang aku bisa bikin ? Agaknya luka kamu<br />

bukannya enteng, maka begini saja, aku akan membantu meringankan rasa nyerimu"<br />

Lantas ia mengambil obat obatan guna memberi pertolongannya. Ketika ia sudah melihat luka<br />

orang orang itu, ia menjadi heran. Nyata, setiap luka itu beda satu dari lain, semuanya luka<br />

luka biasa.<br />

Belum pernah Ouw Ceng Goe mengajari ia tentang bermacam macam luka semacam ini. Ada<br />

seorang yang rupanya telah dipaksa menelan beberapa puluh batang jarum, ada orang<br />

perutnya tengoncang, tergempur te<strong>naga</strong> dalam, ada yang beberapa jalan darahnya telah<br />

terlukakan racikan pisau. Semua itu menandakan, si pembuat luka juga mengerti itu tabib baik<br />

sekali. Semua itu ialah luka luka yang sangat sukar diobatinya. Ada lagi orang yang pinggiran<br />

peparunya terpaku hingga tak hentinya dia batuk batuk dan mengeluarkan darah, ada pula<br />

orang yang tulang tulang iganya pada patah tetapi luka itu tidak mengganggu peparu atau<br />

jantungnya. Seorang lagi terkutungkan kedua ujung tangannya lalu tangan tangan yang<br />

buntung itu, yang kiri ditaruh kebahu kanan, yang kanan ditaruh dibahu kiri. Masih ada pula<br />

yang bengkak selurub tubuhnya seperti bekas dipagut kelabang atau binatang berbisa lainnya.<br />

"Semua luka mereka luar biasa. Tidak satu juga yang aku bisa obati," pikirnya. "Orang yang<br />

membuatnya luka itu hebat sekali, dia liehay. Kenapa dia menyiksa orang sampai begini?"<br />

Karena memikir begini, ia menjadi ingat luka nya Kie Siauw Hoe.<br />

"Luka bibi terlihat biasa saja, apakah bibipun mendapat luka di dalam ?" pikirnya pula kaget.<br />

"Kalau tidak, mengapa bibi seorang yang dikecualikan?"<br />

Lekas lekas ia meninggalkan Kan Ciat semua. Ia lari kedalam. Segera ia memeriksa nadinya<br />

Siauw Hoe. Ia menjadi kaget. Ia mendapatkan nadi si bibi bergerak gerak, sebentar keras,<br />

sebentar kendor, atau sebentar lagi jalannya lurus dan serat bergantian. Pasti itu disebabkan<br />

sesuatu dari dalam tubuh. Ia kaget sebab ia tidak mengerti akan perubahan itu.<br />

Keempat belas orang itu aneh lukanya, ia tidak memikirkannya. Diantara mereka itu ada<br />

orang Khong tong pay, yang ada sangkut pautnya dengan kebinasaan ayah dan ibunya, jikalau<br />

mereka tersiksa, pantaslah juga. Akan tetapi Kie Siauw Hoe, bibinya ini, tidak dapat ia tidak<br />

menolongnya. Maka lekas-lekas ia pergi ke kamarnya Ouw Ceng Goe,<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 450

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!