20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Nona Coe mengeluarkan suara di hidung. Mengingat persahabatan yang sangat erat antara<br />

leluhur kedua keluarga, biarpun darahnya meluap, ia sebisa-bisanya menahan saabr. Ia<br />

menengok kepada pemuda itu dan berkata, Piauw Ko, Kuminta kau suka jadi juru penimbang.<br />

Apakah aku yang berbuat kesalahan terhadap Boe Sio Cia, atau Boe Sio Cia yang sengaja<br />

cari-caru urusan, cari-cari ribut denganku.<br />

Pemuda itu jadi serba salah. Ia tahu, ia tak boleh membantu piauw Moay dan juga tak boleh<br />

menyokong Coe Moay. Mereka berdua adalah anak-anak yang biasa dimanja-manjakan.<br />

Gadis-gadis yang sempit pemandangannya. Tak perduli pihak manapun yang dibenarkan<br />

olehnya, ia bakal jadi berabe sekali. Maka itu, jalan yang paling selamat adalah berkelit, ia<br />

ketawa dan berkata, Piauw Moay, sudah lama kita tak ketemu. Perlua apa tarik urat? Eh, ilmu<br />

silat apa yang kau paling belakang dapat dari Koe Koe. Bolehkah kau memperlihatkan kepada<br />

Kami?<br />

Berapa hari yang lalu Thia-thia telah mengajariku semacam Pit Hoat, katanya. Aku masih<br />

belum paham dan kuharap Ceng Moay dan Piauw Ko suka memberi petunjuk. (Pit Hoat<br />

semacam gaya menulis huruf Tiongkok)<br />

Ceng Moay? Dan pemuda itu menepuk-nepuk tangan. Bagus! kata Ceng Moay Tin Ci jangan<br />

kau terlalu merendahkan diri. Ayolah supaya kami bisa menambah pengalaman.<br />

Nona menggapai dan pelayan perawat anjing segera mengambil sepasang Poan Koan Pit yang<br />

tergantung di tembok.<br />

Boe Kie melihat bahwa di tembok itu tergantung rupa-rupa senjata, tapi yang paling banyak<br />

adalah Poan Koan Pit. Seperti juga sebuah petunjuk bahwa Coe Sio Cia biasa menggunakan<br />

senjata itu. Ayah Boe Kie, Thio Coei San, bergelar Gin Kauw Tiat Hoa dan ia seorang ahli<br />

dalam menggunakan Poan Koan Pit. Dulu, kalau membicarakan ilmu silat dengan puteranya,<br />

ia banyak sekali merundingkan hal-hal yang mengenai gaetan (kauw) dan Poan Koan Pit.<br />

Oleh karena itu, Boe Kie mempunyai pengetahuan yang agak mendalam tentang kedua<br />

senjata itu. Ayah pernah mengatakan bahwa dalam Rimba Persilatan, jarang sekali ada wanita<br />

yang mampu menggunakan Poan Koan Pit, pikirnya. Dilihat begini, ilmu silat Coe Sio Cia<br />

sudah sampai tingkatan tinggi, kalau tadi ia kesengsem karena kecantikan si nona, sekarang ia<br />

kagum dan takluk karena Kioe Tin dapat menggunakan senjata istimewa yang biasa<br />

digunakan oleh mendiang ayahnya.<br />

Sambil mengibas Poan Koan Pit yang dicekal dalam tangan kirinya, Kioe Tin berkata, Ceng<br />

Moay mari temani aku. Pit Hoat ini tidak dapat dilatih oleh seorang saja.<br />

Ceng Moay tahu bahwa nona Coe mempunyai maksud tidak baik. Ia menggelengkan kepala<br />

seraya berkata, Kepandaianku masih terlalu rendah. Mana biasa aku melayani Tin Ci?<br />

Nona Coe mendesak berulang-ulang, tapi dia tetap menolak.<br />

Melihat begitu, si pemuda perlahan-lahan menghampiri dan sambil mengangkat kedua<br />

tangannya ia berkata, Piauw Moay, biar aku saja yang menemani kau. Aku hanya mengharap<br />

kau menaruh belas kasihan. Kalau ujung Pit nyasar ke jalan darah Tian Tiong atau Pak Hwee.<br />

Tahun ini Wie Pek tak bisa minum arak tahun baru. (Tian Tiong dan Pak Hwee adalah jalanjalan<br />

darah yang sangat penting. Sekali tertotok, orang bisa binasa)<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 545

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!