20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Nona itu tahu, bahwa jika berpisahan dengan Boe Kie, ia takkan mempunya lweekang yang<br />

begitu tinggi lagi. Maka itu, seraya bersenyum ia berkata. Biarlah aku menggunakan pedang<br />

buntung itu saja.<br />

Pan Siok Ham melupa daranya. Jawabnya nona itu dianggap sebagai penghinaan baginya.<br />

Dalam gusarnya, ia tak berbuat seperti suaminya dan tak menghiraukan lagi kedudukannya<br />

sebgai seorang cianpwee (org yg tingkatnya lebih tinggi). Dengan mendadak ia menikam<br />

leher si nona, yang lantas saja menangkis. Nyonya itu mempunyai kegesitan luar biasa. Baru<br />

saja tikamannya yang pertama ditangkis, tikaman kedua, yang menyambar kearah pundak<br />

sudah menyusul. Si nona baru2 mengebas pedang buntunnya untuk melindungi pundak kiri,<br />

tapi hampir berbareng, pedang musuh sudah menyambar pundak kanan. Dalam sekejap, Pan<br />

Siok Ham sudah mengirim delapan tinju kilat yang susul2an dalam serangan2nya itu, ia selalu<br />

menjaga supaya senjatanya tak terbentuk dengan senjata si nona. Sebelum menyerang dia<br />

telah mengambil keputusan untuk menggunakan kegesitan guna mengimbangi Lwee kang si<br />

nona.<br />

Benar saja, makin lama si nona makin repot. Dalam hal ilmu pedang, biarpun dia tidak bisa<br />

menandingi Pan Siok Ham, gadis dusun itu sebenarnya masih bisa bertahan dalam sedikitnya<br />

seratus jurus. Apa mau, ia bukan saja menggunakan pedang bunting, ia juga tidak berani<br />

berpisahan sama Boe Kie, sehingga dalam pertempuran itu, ia hanya membela diri dan tidak<br />

bisa balas menyerang. Mendadak pedang Pan Siok Ham berkelebat bagaikan kilat dan sret!<br />

lengan kirinaya sudah kena di gores. Nyonya itu jadi girang dan terus mengirim serangan2<br />

berantai. Sesaat kemudian si nona mengeluarkan teriakan aduh! dan sekali ini, pundaknya<br />

tertikam pendang.<br />

Hai! Apa kau tidak mau membantu aku lagi? teriak si nona.<br />

Dengan kaget Pang Sik Ham melompat mundur dan lalu mengawasi kesekitarnya. Tapi<br />

diseputar itu tidak terdapat bayangan manusia lain.<br />

Sambil tersenyum, ia segera menyerang lagi dengan hebatnya.<br />

Walaupun sudah terluka, gadis dusun itu terus melawan dengan nekad. Satu kali dengan<br />

kecepatan luar biasa, ia bisa mengelakkan serangan Pan Siok Ham. Perempuan bangsat,<br />

tanganmy cepat jg, memuji nyonya itu.<br />

Nenek bangsat! Tanganmu pun tidak terlalu lambat, jawab si nona yang tidak mau kalah.<br />

Diluar dugaan, jawabnya itu membawa akibat buruk. Sebagai seorang ahli silat yang<br />

berkepandaian tinggi, biarpun mulutnya berbicara tangan Pan Siok Ham bekerja terus seperti<br />

biasa. Dilain pihak begitu ia bicara pemusatan, perhatian si nona segera jadi terpecah dan<br />

gerakannya berubah lambat. Pan Siok Ham tentu saja sungkan menyia nyiakan kesempatan<br />

baik itu. Dengan sekali menikam, pedangnya tempat menancap di pergelangan tangannya<br />

nona itu, sehingga pedang yg sedang di cekalnya lantas saja terbang.<br />

Celaka! si nona mengeluarkan seruan kaget dan hampir berbareng ujung pedang Pan Siok<br />

Ham sudah meluncur ke bawah ketiaknya.<br />

Sesudah orang hampir roboh, tentang Bin Koe yg sedari tadi terus menonton tanpa bergerak,<br />

sekarang turun tangan. Tanpa menghunus pedang, dengan jurus Toe Chung bong Goat<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 617

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!