20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Sekonyong konyong salah seorang berteriak dalam bahasa Tionghoa. “Kim mo Say-ong,<br />

dengarlah! Dua belas Po soe ong dari Cong kauw berada di sini. Kedosaanmu terhadap Cong<br />

kauw sudah diampuni oleh para Po soe ong. Lekas pulangkan anggota Cong kauw yang<br />

berada di kapal itu! Sesudah memulangkan semua orang, kau boleh pergi tanpa diganggu.”<br />

Cia Soen tersenyum. “Cia Soen bukan anak kemarin dulu!” teriaknya. “Begitu lekas kami<br />

lepaskan semua tawanan, apakah meriam meriammu tidak lantas memuntahkan peluru?”<br />

“Kurang ajar!” bentak orang itu dengan gusar. “Kalau kau tidak melepaskan mereka, apakah<br />

meriam kami tidak bisa melepaskan tembakan?”<br />

“Mana Seng li Tay Kie?” tanya Cia Soen. “Lepaskan dia lebih dahulu! Sesudah kamu<br />

melepaskan dia, kita boleh bicara lagi.”<br />

Orang itu segera berunding dengan orang yang berdiri di sekitarnya. Beberapa saat kemudian,<br />

ia berteriak pula. “Tay Kie membuat pelanggaran hebat dan ia akan mendapat hukuman<br />

dibakar hidup-hidup. Urusan ini urusan Cong kauw dan tidak bersangkut paut dengan Beng<br />

kauw di daerah Tiong goan.”<br />

Sesudah berpikir sejenak Cia Soen berkata pula, “Aku ingin mengajukan tiga syarat. Begitu<br />

lekas kalian meluluskan, kami akan segera memulangkan semua orang.”<br />

“Syarat apa?”<br />

“Yang pertama, keduabelas Po soe ong harus berjanji, bahwa mulai kini Cong kauw dan<br />

Tiong goan harus saling mengindahkan dan tak boleh mencampuri urusan masing-masing.”<br />

“Hmm!... Yang kedua?”<br />

“Lepaskan Tay Kie dan antarkan kemari. Bebaskan kedosaannya dan kalian harus berjanji<br />

bahwa persoalan takkan ditimbulkan lagi.”<br />

“Tidak bisa! Ini tidak bisa! Yang ketiga?”<br />

“Sebelum kalian mengiyakan syarat kedua, perlu apa aku memberitahukan yang ketiga?”<br />

“Syarat ketiga sangat mudah. Kalian mengirim sebuah perahu kecil yang harus mengikuti di<br />

belakang kapal ini. Sesudah kami berada dalam jarak sedikitnya lima puluh li dan kami<br />

mendapat kenyataan, bahwa kalian tidak mengejar, kami akan turunkan semua tawanan ke<br />

perahu itu yang boleh segera kembali kepada kalian.”<br />

Orang yang bicara dengan Cia Soen adalah Kie beng Po soe ong, “raja” kedua belas.<br />

Mendengar syarat ketiga ia gusar tak kepalang. Sambil membentak keras, bersama Cie sim Po<br />

soe ong, ia melompat ke kapal Boe Kie.<br />

Boe Kie segera menyambut. Dengan telapak tangannya ia mendorong dada Cie sim ong.<br />

Sebaliknya dari menangkis, “raja” itu balas menyerang. Tangan kirinya menyambar dan coba<br />

mencengkeram kepala Boe Kie. Hampir berbareng, Kie beng ong menerjang dan menyambut<br />

telapak tangan Boe Kie yang sudah hampir menyentuh dada Cie sim ong. Untuk<br />

menghindarkan cengkeraman Cie sim ong, Boe Kie sendiri lantas melompat ke samping.<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 1095

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!