20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Sebab digencet dari depan dan belakang, tentara Goan mendapat kerusakan besar. Kurang<br />

lebih limaratus orang mati dan luka-luka. Sisanya tidak berani berperang terus dan lalu<br />

melarikan diri.<br />

Sesudah musuh kabur, sambil tertawa terbahak-bahak Siang Gie Coen berseru, Saudarasaudara<br />

dari manakah yang sudah memberi bantuan? Siang Gie Coen menghaturkan terima<br />

kasih yang sebesar-besarnya.<br />

Siang Toako! teriak Boe Kie. Aduh! Siang malam siauwtee memikiri Toako, ia berlari lari<br />

dan memegang tangan kakak itu erat-erat.<br />

Siang Gie Coen memberi hormat dengan membungkuk. Saudara Kauwcoe, katanya dengan<br />

suara gemetar. Aku menjadi kakakmu dan juga menjadi orang sebawahanmu. Tak dapat aku<br />

mengatakan, betapa besar rasa girangku.<br />

Ternyata Siang Gie Coen memegang tugas Hee koa dalam Kie bok kie. Pertempuran hebat di<br />

Kong beng teng yang berakhir dengan diangkatnya Boe Kie sebagai Kauwcoe sudah<br />

diketahuinya dari Boen Cong Siong Ciang kie soe Kie bok kie. Sudah beberapa hari, dengan<br />

sejumlah anggota Kie bok kie, ia berkemah disitu untuk menunggu kedatangan Boe Kie. Apa<br />

mau, sepasukan tentara Goan menyerang. Karena musuh berjumlah lebih besar, ia berlagak<br />

kalah dan memancing musuh untuk dibasmi.<br />

Di luar dugaan rombongan Boe Kie muncul pada saat yang tepat dan ia segera menerjang ke<br />

luar. Dalam Bengkauw, ia berkedudukan rendah sebagai orang bawahan, ia lantas memberi<br />

hormat Yo Siauw, In Thian Ceng dan yang lain-lain. Melihat kegagahannya dan mengingat<br />

bahwa saudara angkat Kauwcoe para pemimpin Beng kauw itu memperlakukannya sebagai<br />

sahabat yang sederajat.<br />

Siang Gie Coen segera memerintahkan orang menyediakan makanan untuk menjamu para<br />

tamunya. Selagi makan minum, ia menceritakan keadaan dan apa yang dilakukannya di<br />

daerah itu. Selama beberapa tahun, daerah Hwai lam dan Hwai pa (sebelah selatan dan utara<br />

sungai Hwai ho) mengalami kekeringan, sehingga rakyat sangat menderita. Karena terpaksa,<br />

ia mengumpulkan saudara-saudara Beng kauw dan melakukan pekerjaan tanpa modal. Tapi<br />

dalam pekerjaan itu ia hanya merampok milik hartawan jahat atau pembesar rakus dan jika<br />

ada kelebihan, kelebihan itu selalu digunakan untuk menolong rakyat. Beberapa kali tentara<br />

Goan coba menyerang tangsi mereka tapi selalu dapat dipukul mundur.<br />

Sesudah menginap semalaman, pada keesokan paginya, bersama pasukan Siang Gie Coen<br />

rombongan Boe Kie meneruskan perjalalan. Mereka menganggap, bahwa sesudah mengalami<br />

kekalahan, selama dua tiga bulan tentara Goan pasti tak akan berani menyerang lagi.<br />

Beberapa hari kemudian mereka tiba di luar Ouw tiap kok. Mendengar kedatangan Kauwcoe<br />

para anggota Bengkauw yang sudah tiba lebih dahulu lantas saja keluar menyambut. Ternyata<br />

barisan Kie bok kie sudah membangun rumah-rumah kecil untuk tempat meneduhnya para<br />

orang gagah. Wie It Siauw, Peng Eng Giok dan Swee Poet tek pun sudah berada di situ dan<br />

mereka segera menemui Boe Kie.<br />

Sesudah berkenalan dengan semua orang, Boe Kie segera memerintahkan disediakan barang<br />

sembahyang dan lalu menyembayangi suami istri Ouw Ceng Goe dan Kie Siauw Hoe.<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 9<strong>29</strong>

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!