20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Sekarang Wan Kiauw semua menjadi kaget.<br />

"Anak ini keras hatinya, iapun telah mengerti segala apa." berkata Thio Sam Hong menghela<br />

napas. Ia lantas menekan jalan darah Leng thay hiat dipunggung anak itu untuk menyalurkan<br />

hawanya sendiri ketubuh si anak.<br />

Menurut te<strong>naga</strong>nya Thio Sam Hong, orang luka bagaimana berat juga, asal jiwanya belum<br />

putus, asal dia menyalurkan hawanya, dia bakal mendusin dari pingsannya dan keadaannya<br />

lantas menjadi baikan. Akan tetapi tidak demikian dengan Boe Kie. Anak ini mengasi lihat<br />

akibat yang luar biasa. Mukanya lantas berubah jadi pucat menjadi biru, dari biru menjadi<br />

unggu, dan tubuhnyapun bengemetaran. Ketika jidatnya diraba, jidat itu dingin seperti es.<br />

Maka kagetlah kakek guru ini. Lekas-lekas ia masuki tangannya kedalam baju di punggung<br />

untuk meraba-raba. Disitu ada satu bagian yang mengeluarkan hawa panas, sedang<br />

disekitarnya semua dingin sekali. Kalau bukannya Sam Hong, mungkin dia turut kedinginan<br />

juga.<br />

"Wan Kiauw, lekas cari itu Tartar yang tadi membawa anak ini kemari!" guru ini menitahkan<br />

muridnya.<br />

"Aku turut?" berkata Lian Cioe yang pun turut pengi.<br />

Ketika tadi orang bingung, tanpa ketahuan, orang Mongolia itu telah mengangkat kakinya.<br />

Thio Sam Hong sendiri sampai lupa memperhati kan dia.<br />

Sam Hong lantas merobek baju Boe Kin, untuk memeriksa tubuhnya yang berkulit halus dan<br />

putih. Dipunggung kedapatan tapak dari lima jari tangan, tapak mana bersemu hijau tua dan<br />

berbahaya. Ketika diraba, tapak itu mengeluarkan hawa panas sekali. Dilain pihak, disekitar,<br />

semua nya berhawa dingin. Pantaslah, karenanya, Boe Kie pingsan bagaikan mayat.<br />

Wan Kiauw dan Lian Cioe kembali dengan cepat dengan laporannya bahwa siorang Mongolia<br />

tidak kedapatan, bahwa mereka telah mencari dengan sia sia.Mereka inipun menjadi kaget<br />

sekali melihat tapak tangan dipunggung Boe Kie.<br />

Thio Sam Hoag mengerutkan alisnya. Tampaknya ia menyesal ketika mengucapkan katanya:<br />

"Aku telah menyangka tigapuluh tahun yang lalu, dengan matinya Pek soe Tauwto, maka<br />

lenyaplah sudah ini ilmu Hian beng Sin cieng yang lihay luar biasa. Siapa sangka sebenarnya<br />

masih ada orang yang mempunyai kepandaian itu"<br />

Wan Kiauw kaget bukan main.<br />

"Jadi anak ini terluka dengan ilmu Hian beng Sin ciang?" tanyanya. Ia berusia paling tinggi<br />

dan ketahui perihal ilmu pukulan tangan kosong itu, Tangan Malaikat Air, Lian Cioe dan<br />

yang lain nya, mendengar pun belum.<br />

"Warnanya tapak jari ini yalah tanda utama dari pukulan jahat itu" Thio Sam Hong<br />

menerangkan.<br />

"Soehoe perlu obat apa?" tanya In Lie Heng: "Nanti aku lantas ambil."<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 363

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!