20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Melihat pukulan2 Cia Soen, semua tetua Khong tong pay kaget tercampur heran. Cit siang<br />

dicuri dari Khong tong pay. Tapi sekarang pukulan2 yang dikeluarkan Cia Soen banyak lebih<br />

dahsyat dari apa yang dapat dikeluarkan oleh para tetua Kong Thong pay sendiri. Begitu lekas<br />

Cia Soen menggunakan Cit siang koen, Seng Koen mundur berulang2 sehingga saban2<br />

terdengar sorak sorai gegap gempita. Permusuhan antara guru dan murid itu dan perbuatan<br />

Seng Koen banyak diketahui orang. Maka itu biarpun Cia Soen banyak dosa nya dan sering<br />

<strong>membunuh</strong> orang simpati para hadirin masih tetap diberikan kepada dirinya dan semua<br />

mengharap ia bisa mendapat kemenangan.<br />

Sedang orang lain bergirang, Boe Koe kaget dan berkuatir. “Celaka,” ia mengeluh. “Seng<br />

Koen menggunakan Siauw Lim Kioe yang kang yang didapatinya sesudah berguru dengan<br />

Kong kian Seng ceng. Gie Hoe belum mengenal ilmu itu.”<br />

Dalam melatih Cit Siang koen tergesa2 Cia Soen memang sudah mendapat luka didalam. Hal<br />

ini diketahui oleh Seng Koen. Ia berlagak keteter dengan saban2 mengeluarkan Siauw Liom<br />

Kioe yang kang. Acap kali Cia Soen memukul, ia segera menangkis.<br />

Dengan Kioe yang kang, ia memunahkan tujuh bagian te<strong>naga</strong> pukulan itu dan memulangkan<br />

yang tiga bagian ketubuh Cia Soen. Demikianlah, diluar Cia Soen kelihatannya berada diatas<br />

angin, tapi sebenarnya makin lama lukanya jadi makin hebat.<br />

Bukan main bingungnya Boe Kie. Kesempatan membalas sakit hati sudah dicari2 ayah<br />

angkatnya selama puluhan tahun. Tapi sekarang sesudah mendapat kesempatan itu, sang<br />

Giehoe berbalik menghadapi maut. Ia tahu bahwa dalam puluhan gebrakan lagi, sang ayah<br />

angkat akan muntah darah dan binasa.<br />

“Goan tin,” kata Kong tie denga suara dingin. “Apakah suhengku mengajar Kioe yang kang<br />

kepadamu supaya kau menggunakannya untuk mencelakai manusia?”<br />

Seng Koen tertawa dingin. “In soe binasa dibawah pukulan Cit sing koen,” jawabnya. “Hari<br />

ini aku akan membalas sakit hati In soe!”<br />

“Binatang Seng Koen!” mendadak Tio Beng berteriak. “Kioe yang kang Kong kian Seng ceng<br />

banyak lebih kuat dari yang dimiliki oleh mu. Mengapa dia tidak bisa tertahan terhadap cit<br />

siang koen? Kong kian Tay soe sudah dicelakai olehmu. Kaulah yang menipu ia membujuk<br />

supaya ia suka mendamaikan permusuhanmu dengan Cia Tayhiap. Kau sudah menipu ia,<br />

supaya ia suka menerima pukulan2 tanpa lantas. Huh huh… Lihat! Lihat! Siapa yang berdiri<br />

dibelakangmu dengan muka berlumuran darah. Kong kian Seng ceng! Ya memang Kong kian<br />

Seng ceng yg berdiri dibelakangmu.”<br />

Seng Koen tahu bahwa Tio Beng berdusta. Tapi sebab ia memang berdosa, perkataan2 itu<br />

sudah membangunkan bulu romanya. Tiba2 pukulan menyambar ia menangkis dan<br />

membalas. Tubuhnya bergoyang dan sekali ini ia tidak mundur. Ternyata dalam rasa<br />

seramnya karena mendengar perkataan nona Tio, ia tidak bisa menggunakan Siauw Lim Kioe<br />

yang kang. Ia merasa darah didadanya bergolak2 buru2 ia menggunakan taktik berlari2<br />

diseputar Cia Soen sambil menentramkan jalannya pernapasannya.<br />

“Kong kian sengceng, jangan lepaskan dia,” teriak pula nona Tio. “Tiup belakang lehernya.<br />

Benar! Kau mati ditagnan murid, dia juga harus mampus ditangan muridnya. Ini hal yang<br />

dinamakan membayar hutang. Langit ada matanya.”<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 1389

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!