20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

memutar sedikit pergelangan tangannya sehingga senjata itu hanya merobek lengan baju.<br />

Jangankan seorang buta, sekalipun orang yang tidak buta sukar meneladan Kim mo Say ong.<br />

Peng teng ong pingsan sebab ketakutan dan sebelas Po soe ong yang mau menyerang berdiri<br />

terpaku.<br />

“Apa kamu sudah lihat ilmu silat Beng kauw dari wilayah Tiong goan?” tanya Tio Beng.<br />

“Dalam kalangan agama kami Kim mo Say ong menduduki kursi yang ketiga ribu lima ratus<br />

sembilan. Apabila dengan mengandalkan jumlah besar, kamu sekarang menyerang kami,<br />

Beng kauw di Tionggoan pasti akan membalas sakit hati dan menyapu Cong kauw sampai<br />

bersih. Kamu pasti tak akan bisa melawan kami. Jalan satu-satunya bagi kamu sekalian adalah<br />

berdamai dengan kami.”<br />

Tie hwie ong yakin, bahwa nona Tio hanya menakut-nakuti, tapi ia sendiri tak tahu apakah<br />

yang harus diperbuatnya. Mendadak Tay seng Po soe ong berkata kata dalam bahasa Persia.<br />

“Thio Kongcoe, awas!” teriak Siauw Ciauw. “Mereka mau melubangkan dasar kapal!”<br />

Boe Kie terkejut. Kalau kapal mereka ditenggelamkan, mereka semua yang tidak bisa<br />

berenang akan segera menjadi tawanan. Dengan melompat ia sudah berhadapan dengan Tay<br />

seng ong.<br />

“Mau apa kau!” bentak Tie Hwie. Hampir berbareng, Kong tek dan Hoa hie ong yang masing<br />

masing bersenjata cambuk dan martil menyerang dari kiri kanan.<br />

Boe Kie yang sudah memahami ilmu silat Cong kauw tidak memperdulikan serangan itu.<br />

Bagaikan kilat kedua tangannya menyambar dan mencengkeram jalan darah di tenggorokan<br />

kedua “raja” itu, sehingga senjata mereka menyimpang dan beradu satu sama lain. Sesudah<br />

melempar tubuh mereka ke gubuk kapal, Boe Kie segera mengamuk. Dengan dua tendangan<br />

ia melontarkan golok Cie sim dan Jin Jiok ong dan lalu dua tendangan lagi melemparkan Kin<br />

sioe dan Kie beng ong ke dalam air.<br />

Mendadak seorang Po soe ong yang bersenjata sepasang pedang pendek menikam. Boe Kie<br />

mengegos dan menendang pergelangan tangannya. Secepat kilat, orang itu menyilangkan<br />

kedua tangannya dan menikam kempungan Boe Kie. Tikaman itu cepat dan di luar dugaan,<br />

sehingga untuk menyelamatkan jiwa, Boe Kie terpaksa melompat tinggi.<br />

Orang itu adalah Siang seng, jago nomor dua di antara dua belas Po soe ong. Sesudah<br />

menikamnya gagal, ia terus merangsek dan mengirim serangan berantai. Boe Kie melayani<br />

dengan tenang. Sesudah bertempur sembilan jurus, diam diam ia memuji kepandaian “raja”<br />

itu.<br />

Biarpun sudah memahami ilmu Seng hwee leng, tapi sebab belum berlatih, Boe Kie belum<br />

bisa mempergunakannya secara lancar. Dalam belasan jurus yang pertama, ia<br />

mempertahankan diri dengan kepandaiannya sendiri. Setelah lewat dua puluh jurus barulah ia<br />

bisa menggunakan ilmu Seng hwee leng dengan agak licin.<br />

(Budi: Some part missing here..) (PP: not sure)<br />

(Selamanya menang) sebab di negerinya sendiri ia jarang mendapat tandingan. Dalam<br />

menghadapi Boe Kie ia kaget bercampur heran dan pengalaman itu adalah pengalaman yang<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 1103

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!